Posted on 09 Feb 2024
Hari Pers Nasional (HPN) setiap tahun diperingati pada tanggal 9 Februari. Sejalan dengan tema HPN 2024 yakni "Mengawal Transisi Kepemimpinan Nasional dan Keutuhan Bangsa”, Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro mengajak seluruh insan pers untuk ikut mengawal dan menjaga keutuhan bangsa di gelaran pesta demokrasi kali ini.
Hal itu disampaikan Henggar di sela-sela kunjungannya di acara Simulasi Pemantapan Pemungutan dan Perhitungan Suara Pemilu 2024, baru- baru ini, di Lapangan Desa Geritan, Kecamatan Pati.
Harapan Pj Bupati bukan tanpa alasan. Pasalnya peringatan HPN tahun ini memang sangat berdekatan dengan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pileg) 14 Februari.
Dan bisa jadi, sambung Henggar, tanggal 9 Februari justru merupakan masa tenang menjelang pencoblosan.
"Dalam momentum Pemilu Serentak 2024 ini, media pers memiliki andil yang besar dalam penyuksesannya. Pers diharapkan mampu mengambil tanggung jawab moral dan media pun perlu menyadari peran-peran strategisnya", tutur Pj Bupati.
Sehingga, tegas Henggar, hoax dan disinformasi selama jelang dan dalam penyelenggaran Pemilu Serentak 2024, diharapkan tetap mampu dibendung oleh media.
"Di sini pula peran edukasi yang dijalankan pers, diuji. Sebab, selain harus memegang standar kode etik jurnalistik dan standar akurasi yang tinggi, pers juga harus mampu mengedukasi masyarakat untuk membiasakan budaya check dan recheck atas informasi-informasi yang diterima", tutur Pj Bupati.
Menurut Henggar, hal itu penting dalam rangka mengajarkan masyarakat untuk berpikir dan bertindak secara rasional dan obyektif ketika menentukan pilihan-pilihan politiknya, sehingga pilihan mereka tidak berangkat dari ruang kosong atau karena sekadar faktor kebencian yang tidak berdasar.
"Peran lain yang dapat diambil oleh media pers dalam Pemilu Serentak 2024 nanti adalah mengagitasi partisipasi masyarakat untuk meningkatkan partisipasi pemilih", imbuh Pj Bupati.
Masyarakat, sambung Henggar, perlu diedukasi tentang hak-hak demokrasi dan tentang penggunaannya, sehingga masyarakat paham dengan apa yang menjadi kebutuhan mereka.
"Kemudian selain mengedukasi masyarakat tentang prosedur pemungutan suara yang benar, media pers juga diharapkan mampu menyajikan berita atau informasi yang tetap memegang prinsip imparsialitas atau tidak berpihak terhadap calon-calon yang bertarung dalam perhelatan pesta demokrasi", tegasnya.
Hal ini menurut Pj Bupati sangatlah penting untuk menjaga atmosfir politik agar tetap berjalan kondusif, aman, tertib, sehingga mampu menghasilkan pemimpin dan para wakil rakyat yang berkualitas, representatif dan akomodatif.
"Dan harapan besarnya, pers bisa menjadi jembatan antara kontestan dengan konstituen, serta menjadi penyambung antara Pemilu dengan pemilih. Pers bisa menjadi pencerdas dan pencerah pemilih, membangun pemahaman masyarakat tentang pentingnya partisipasi politik melalui pesta demokrasi dengan berusaha meningkatkan jumlah partisipasi pemilu", harap Pj Bupati.
Diakui Henggar, tingginya angka Golput pada Pemilu sebelumnya, menjadi catatan penting, pertama tentu bagi pemerintah dan penyelenggara. Kedua, tentu bagi pers itu sendiri, sebagai pilar keempat kekuatan demokrasi Indonesia.
"Pada akhirnya, saya yakin media memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan dinamika Pemilu. Media dapat menjadi kekuatan positif, atau sebaliknya, dapat menjadi instrumen yang merugikan jika disalahgunakan. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dan keterlibatan semua pihak untuk menjaga integritas dan keadilan dalam proses Pemilu yang melibatkan media sebagai mitra strategis", pungkasnya. (fn /AP)