Waow Dalang Asal Pati ini Pernah Pentas di Amerika hingga Eropa

Posted on 19 Des 2017


Waow Dalang Asal Pati ini Pernah Pentas di Amerika hingga Eropa

Darah seniman sangat kental mengalir dalam tubuh sosok dalang Wiwin. Ibunya adalah sinden dan bapak serta kakeknya seorang dalang.Pendiri sanggar Kayun ini setiap harinya dibantu oleh sang istri yang juga kebetulan penari dan perias.

Sebelum mendirikan sanggar seni di Kayen, sejak 2008 lalu, ia sudah mencicipi pengalaman menjadi dalang berbagai acara di luar negeri. Seperti Belanda, Belgia, Los Angeles-Amerika, hingga Taiwan.

“Saya sudah kenyang menunjukkan kesenian Jawa di luar negeri dan mempelajari perkembangan kesenian negara luar,” katanya.

Dalang asal Kabupaten Tegal ini sekarang tinggal di Desa Kayen. Sanggar Kayun ini dari kata hayyun yang berasal dari bahasa Arab, yang memiliki arti hidup atau menghidupi.

“Jadi, sanggar ini bertujuan nguri-nguri (melestarikan) Kesenian Jawa. Sanggar Kayun ini resmi berdiri sejak 2012 setelah ada notarisnya,” terangnya.

Sanggar ini awalnya hanya seni karawitan. Tujuan pendirian sanggar ini atas keinginan untuk memberi manfaat pada masyarakat sekitar. Utamanya dalam membantu anak-anak mengembangkan bakat atau imajinasinya. “Saya itu kasihan melihat pendidikan anak saat ini, mereka hanya dikembangkan kecerdasaannya di bidang kognitif atau otak kiri,” bebernya.

Sanggar ini mengajarkan tari, melukis, gamelan hingga membuat ayaman. Intinya ajaran untuk kepentingan umum, utamanya dalam menguri-uri budaya Jawa. Sebab, Pati ini sebenarnya memiliki beragam kesenian seperti ketoprak, wayang, campusari, karawitan, teater dan perdalangan. “Namun perkembangan seni ini belum bisa dibanggakan sampai tingkat nasional. Tak hanya itu, minimnya generasi penerus juga sangat kurang,” tuturnya.

Anak-anak yang berlatih di sanggar ini ialah pelajar dari kecamatan setempat. Diantara adalah siswa SMP 1 dan 2 Kayen, SMA 1 Kayen dan SMA PGRI 2 Kayen. Anak-anak itu biasanya berlatih seminggu sekali. Latihan akan bertambah ketika mendekati perlombaan.

Seiring perkembangannya, sanggar miliknya juga digunakan tempat perkumpulan umum. Sebab, sanggar ini disediakan untuk menampung aspirasi masyarakat sekitar yang ingin berbagi dan mencari solusi bersama. “Seperti kumpulan membahas perkembangan tempat wisata,” tandasnya.(fn/FN/MK)