Usai Keluarkan Surat Edaran, Bupati Pati Gelar Konferensi Pers Pencegahan COVID-19

Posted on 16 Mar 2020


Usai Keluarkan Surat Edaran, Bupati Pati Gelar Konferensi Pers Pencegahan COVID-19

Menindaklanjuti Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 440/000 5942 tanggal 14 Maret 2020, tentang peningkatan kewaspadaan terhadap resiko penularan infeksi corona virus disease (COVID-19) di Jawa Tengah, Bupati Pati Haryanto pun mengeluarkan Surat Edaran terkait pencegahan perkembangan virus corona.

"Masyarakat tidak usah gusar, panik, hingga timbul kekhawatiran yang berlebihan. Tetaplah melakukan aktivitas seperti biasa", ujarnya saat menghadiri konferensi pers di Pendopo Kabupaten Pati.

Bupati menyampaikan bahwa dalam kondisi seperti ini, masyarakat perlu menerapkan Gerakan Masyarakat Sehat melalui aktivitas cuci tangan dengan sabun, pakai antiseptik maupun tisu basah.

"Sementara hindari komunikasi dengan berjabat tangan, cipika cipiki. Saya yakin hanya menggunakan isyarat saja pasti orang sudah paham. Insyaallah kalau ini diterapkan, kondisi akan segera kembali normal", imbuhnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga telah memberikan instruksi untuk meliburkan sekolah dari jenjang TK, SD dan SMP. Namun bupati menegaskan bahwa makna libur yang dimaksud bukanlah libur panjang.

"Tetapi pembelajaran di rumah, mengerjakan tugas di rumah. Kurun waktu sementara satu minggu kemudian kita evaluasi. Apabila situasi kondisi kembali normal, maka kegiatan di sekolah pun akan kembali seperti semula. Bila kurang, ya liburnya kita tambah. Tujuannya adalah agar masyarakat tidak  berlebihan di dalam menyikapi corona", lanjut Bupati.

Kemudian berkaitan dengan antisipasi akan adanya dampak suspeck terhadap warga yang pulang dari luar negeri, semisal yang dari umroh maupun TKI, pihaknya telah mengambil langkah preventif.

"Hari ini warga kita yang baru pulang dari umroh sudah kita isolasi di rumah sakit Soewondo dan ini baru dugaan", terang Haryanto.

Bupati pun mengakui bahwa pihaknya tidak punya alat pendeteksi yang lengkap. "Yang ada rujukan adalah RSUD Kudus dan RSUD Karyadi. Kami sudah komunikasi dengan RSUD Kudus dan ternyata penuh dan RSUD Karyadi belum ada jawaban karena lewatnya online. Tapi nanti akan kami informasikan secara intensif dan pasien sekarang terisolasi keluarga tidak boleh menjenguk dan yang menangani adalah petugas", terang Haryanto.

Selain itu, pihaknya juga membatasi masyarakat yang mau membesuk di rumah sakit. "Tidak boleh berlebihan, karena hanya terbatas dalam kurun waktu tertentu", ungkapnya. Ia juga melarang masyarakat yang mau rekreasi, studi banding, ataupun menerima studi banding dan lain - lain. "Sementara kita tunda terlebih dahulu", imbuhnya.

Bupati pun mengimbau kepada media, agar bila ada berita - berita maupun informasi yang belum jelas kebenarannya, agar jangan di ekspos.

"Hal ini agar masyarakat tidak ketakutan dan tidak panik yang berlebihan. Karena tujuan kita sama yakni agar virus ini tidak mewabah berkepanjangan. Jadi saya harapkan aktivitasnya tetap seperti biasa, bekerja seperti biasa juga", pungkasnya. (fn3 /FN /MK)