Posted on 31 Agu 2018
Ruang Medik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RAA Soewondo pada Jumat pagi (31/08) akhirnya diresmikan. Gedung baru ini diharapkan bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat. Dengan peresmian gedung medik yang juga akan berfungsi sebagai Instalasi Gawat Darurat (IGD) ini, pihak rumah sakit berjanji akan terus berbenah baik dari fasilitas maupun pelayanan.
Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan Pirno mengatakan, gedung medik baru ini memiliki empat lantai dengan kapasitas 400 tempat tidur. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang menganggap bahwa RSUD RAA Soewondo sering menolak pasien. Sedangkan, untuk operasional gedung ini nanti mulai dipergunakan pada 1 September 2018, sekaligus sebagai tempat IGD yang baru.
“Padahal, kami tidak menolak pasien. Tetapi, karena memang fasilitas yang ada masih belum sempurna. Disamping itu, dengan gedung yang menghabiskan dana sekitar 68,2 miliar bisa menghapus stigma negatif masyarakat terkait pelayanan,” terangnya.
Di kesempatan itu Pirno juga mengungkapkan status rumah sakit yang mampu meraih bintang lima. Ia menjelaskan, tiap tahun terdapat verifikasi dan pada tahun ini ada verifikasi yang kedua, untuk mempertahamkan status RS bintang lima.
Ia pun menerangkan, untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat RSUD Soewondo juga akan meningkatkan peringkat pelayanan yang dulunya kelas B Non Pendidikan. Sebab, saat ini pihak rumah sakit sedang mengajukan kepada Kementerian Kesehatan agar bisa menjadi kelas B Pendidikan.
“Nantinya, kami juga akan bekerjasama dengan beberapa Fakultas kedokteran dan kesehatan. Kami usahakan pada akhir 2018 RSUD Soewondo sudah menjadi rumah sakit kelas B pendidikan,” yakinnya.
Acara peresmian ini dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Pati, segenap OPD, Forkompimda serta perwakilan mitra kerja swasta di Pati. Bupati Pati Haryanto mengatakan, peresmian gedung medik ini, diharapkan bisa menampung pasien dengan kondisi gawat darurat untuk penyakit, kecelakaan, ibu melahirkan dan kondisi lain yang membutuhkan penanganan cepat.
“Sudah barang tentu dari 1,3 juta masyarakat Pati ada yang merasa pelayanannya tidak baik. Tetapi, kami telah menekankan kepada pihak rumah sakit untuk bisa memberikan pelayanan tebaik untuk pasien BPJS maupun umum,” ungkapnya.
Agar pelayanan maksimal lanjutnya, pihak rumah sakit sudah dihimbau untuk mengundang trainer. Sehingga, pegawai rumah sakit memiliki skill di luar bidang kesehatan. “Sehingga, pelayanan akan semakin baik karena dilayani dengan ramah dan humanis,” pungkasnya. (po1/PO/MK)