Posted on 17 Nov 2017
Menjalani sesuatu yang tidak sesuai keinginan dan tidak bisa dielakkan bukan perkara mudah. Namun bagi Ghina Aisya Salma, hal itu terasa mudah. Dara kelahiran Rembang 19 November 2000 itu memaparkan bahwa dirinya memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan di SMA favorit di kota kelahirannya. Namun hal itu berbenturan dengan keinginan orang tua agar melanjutkan sekolah dan mondok di pesantren.
"Dulu saya sudah tidak betah di pondok, dan sudah saya utarakan kepada Ibu. Tapi dengan memikirkan keinginan dan harapan orang tua, akhirnya saya bertahan sampai sekarang ini," ungkap siswi kelas XI SMK Asalamah, Gajahmati, Pati itu.
Ghina memaparkan, segala tekanan yang dia rasakan sehingga sempat membuatnya hampir dikalahkan keadaan berujung kepada penolakan. Yakni menolak keadaan yang tidak diinginkan.
"Ternyata yang membuat saya tertekan itu gara-gara saya menolak, terus menolak. Padahal sekuat apapun penolakan itu keadaan ini tidak bisa terelakkan. Dan berbakti kepada orang tua adalah kewajiban," ungkapnya.
Bermula dari kesadaran itulah, gadis asal Pamotan, Rembang itu perlahan belajar tentang penerimaan. Dan ternyata, tidak berakibat apa-apa kepada dirinya. Bahkan penerimaan itulah yang membuatnya semakin kuat dan semangat untuk terus belajar. Hal itu terbukti dengan prestasi akademik yang diraih putri pasangan Siti Nur Syafiah dan Ahmad Fauzan ini.
"Alhamdulillah, di kelas X kemarin saya mendapat ranking 2," kata gadis yang mengaku memiliki hobi membaca itu.
Dari hobi membaca itu, Ghina mengaku menemukan cara paling ampuh untuk mengurai tekanan di dalam dirinya. Yakni dengan membaca ayat suci Al Qur'an. Lebih dari itu, Ghina mengaku sudah dapat mengambil hikmah dari pengalamannya yang menyakitkan dengan mengerti cara membaca Alquran dengan benar.
"Ternyata dengan menerima, pikiran dan hati kita seperti terbuka. Sehingga bisa belajar atau menjalani rutinitas di sekolah dengan happy," ungkapnya sembari tersenyum.
Bukan hanya itu, siswa yang aktif dalam kegiatan Pramuka itu juga menemukan pelajaran berharga tentang arti tanggungjawab. Yakni diaplikasikan sebagai tanggungjawab atas amanah yang diberikan orang tuanya.
"Ternyata, sesuatu yang tidak sesuai keinginan itu tidak selalu berarti buruk. Bahkan bisa justru lebih baik. Dan saya bersyukur mendapat pengalaman yang tidak sesuai keinginan itu," pungkasnya.(po/PO/MK)