Posted on 12 Des 2017
Penyaluran pupuk bersubsidi dinilai sejumlah petani terlalu cepat. Padahal, sebagian besar petani belum memerlukannya. Saat, belum mengolah lahan pertanian untuk masa tanam kali ini.
Dampak penyaluran pupuk bersubsidi terlalu dini berimbas kepada petani yang bermodal kecil. Modal yang pas-pasan membuat petani tidak mampu menimbun pupuk. Disisilain, jika tak melakukannya mereka tidak akan kebagian pupuk.
Salah satu petani padi di RT04/RWII Desa Ngastorejo,Agus Sujarno mengatakan, penyaluran pupuk yang terlalu dini akan membuat para petani memilih membeli terlebih dahulu untuk stok pemupukan lahan. Padahal, keadaan demikian dapat mengakibatkan petani yang memiliki modal terbatas tidak kebagian jatah pupuk bersubsidi.
“Terlebih para petani yang tidak memiliki kartu tani dan hanya menggarap lahan sewa. Keadaan tersebut akan semakin menyiksa petani,” bebernya.
Selama ini pupuk sudah ditrisbusikan sebelum masa tanam. Itu membuat petani yang memiliki modal terbatas enggan membeli pupuk. “Biasanya, petani baru mengalokasikan dana untuk pembelian pupuk setelah mengolah lahan. Sebab, dana yang ada dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari terlebih dahulu,” jelasnya.
Agus juga menambahkan, ketika pupuk bersubsidi langka di pasaran, biasanya para petani terpaksa membeli pupuk non subsidi yang memiliki harga lebih mahal. Sebab, ketika petani telat memberi pupuk pada tanaman juga dapat berakibat fatal pada hasil panen petani.
“Meski pendistribusian pupuk jelang musim panen biasanya ada. Tetapi, kami juga sering tidak kebagian,” pungkasnya. (fn/FN/MK)