Sepi Pembeli, Kerajinan Batik di Winong Terancam Mandek

Posted on 30 Agu 2017


Sepi Pembeli, Kerajinan Batik di Winong Terancam Mandek

WINONG – Para pelaku bisnis usaha mikro kecil menengah (UMKM) batik sepi pembeli. Hal ini menyebabkan tidak sedikit perajin batik yang baru memulai usaha harus berhenti produksi karena tidak ada peminat.

Salah satu perajin batik tulis Dwi Yuli Astutik mengatakan, untuk pesanan batik tidak ada lonjakan pesanan.Produk yang diproduksinya belum begitu di kenal oleh masyarakat.

”Dalam strategi pemasaran, kami telah melakukan variasi desain yang disesuaikan dengan selera masyarakat. Bahan yang digunakan juga masih sama dengan kain batik pada umumnya,” jelas warga RT04/RWII Desa Tawangrejo, Winong ini.

Perajin batik Desa Tambahmulyo, Jakenan Rupiah mengatakan, tidak mendapatkan pesanan dalam beberapa waktu lalu. Sehingga harus berhenti produksi. Dia mengakui sulit menembus pasar lokal.

”Mungkin, para konsumen masih ragu dengan kualitas dan corak produk. Dari segi pemasaran pun kami belum begitu paham,” beber warga RT01/01 Desa Tambahmulyo itu.

Dia berharap, butuh peran berbagai pihak dalam memajukan usaha batik. Terutama bagi pengusaha yang masih dalam skala kecil. ”Kami berharap ada dorongan dari pemerintah agar pengusaha kecil bisa bersaing,” harapnya.(fn/FN/MK)