Seniman Pati Ini Nekat Tinggalkan Profesi Teknisi demi Menekuni Dunia Lukis

Posted on 09 Sep 2017


Seniman Pati Ini Nekat Tinggalkan Profesi Teknisi demi Menekuni Dunia Lukis

Tak banyak orang yang senekat Daryanto. 4 tahun berprofesi sebagai teknisi mobil, dirinya nekat meninggalkan profesinya demi mendalami seni lukis. Kini berkat kegigihannya ia buka usaha sendiri dengan membuka jasa lukisan dan karya seni lainnya.

DARYANTO seorang pria lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tak pernah menyangka akan menjadi seorang seniman. Sempat kuliah beberapa semester di salah satu perguruan tinggi di Surabaya, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan studinya dan lebih memilih untuk bekerja sebagai teknisi mobil bersama temannya selama 4 tahun.

Setelah mahir dalam urusan mesin mobil, pria yang hobi bersepeda ini tertarik pada satu lukisan pada saat ia mengunjungi salah satu pameran seni dengan sepeda ontelnya. "Pada saat saya sepedanan di jalan saya melihat lukisan yang menurut saya lukisan itu seolah-olah hidup, dari situ saya sangat berminat untuk dapat melukis," kata pria kelahiran 16 Juli 1986.

Dari ketertarikannya itu ia sering berkelana dan mencari seorang pembimbing untuk memenuhi keinginannya dalam melukis. Setelah bertemu dengan beberapa guru ia mulai berspekulasi dengan meninggalkan profesinya sebagai teknisi. Dengan modal nekad dan pendekatan intensif dengan beberapa seniman, ia akhirnya menemukan guru yang sesuai dengan selera seninya dan semua pembelajarannya didapatkan secara gratis.

Tahap demi tahap pun ia jalani dengan sungguh-sungguh dalam mendalami seni khususnya lukisan realis. Kini dari goresannya ia mampu menghidupi keluarganya dengan membuka jasa lukisan mulai dari lukisan berbahan dasar kertas, kayu, dinding sampai kain kanvas. Kisaran harga bagi para peminat jasanya, yakni Rp 60 ribu hingga yang paling mahal senilai Rp 3 juta dengan bahan dasar kanvas.

“Alhamdulillah saya dapat penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, bahkan sering keteteran dalam menerima pesanan. Terlebih sekarang terbantu pemasaran melaui medsos," bebernya.

Seringnya orderan dari kawula muda seperti untuk kado ulang tahun dan gambar sepasang kekasih dimanfaatkannya untuk memperlebar usahanya dalam pembuatan jasa mahar pernikahan dan pembuatan pigura. Ia berharap, dapat menularkan ilmu melukisnya dengan membuka sanggar lukis sukarela.

“Semoga bisa, terutama untuk anak-anak yang punya minat untuk melukis dan juga membuat karya sendiri. Saat ini masih dalam tahap penggarapan karya perdana dengan mengambil tema pemandangan yang menjadi ikon khas kabupaten Pati," (fn/FN/MK)