Posted on 23 Agu 2017
Sejak memasuki musim kemarau, masyarakat di Desa Pesagi, Kecamatan Kayen memilih tanam kedelai. Pasalnya, daerah tersebut minim pengairan, sehingga tanaman kedelai dinilai efektif ketimbang padi.
Saat Humas Setda Pati berkunjung di lokasi persawahan Desa Pesagi, tidak ada debit air untuk mengairi tanaman tersebut. Hanya saja, tanaman kedelai tahan hidup di saat kekeringan melanda, sehingga tidak menjadi kendala petani.
Petani setempat Saidi mengatakan, di sini mulai dilanda kekeringan karena ini sudah mulai masuk musim kemarau. Akan tetapi tanaman kedealai ini tidak selalu membutuhkan air, sehingga daya tahannya masih kuat.
Dari keteranganya, kawasan persawahan yang minim air ini tidak hanya di Desa Pesagi. Karena ada beberapa desa lain yang mengalami hal serupa, seperti di Desa Trimulyo, Talun dan Pasuruhan. ”Lokasi persawahan mulai dilanda kekeringan, biasanya Sungai Jeratun yang mengairi air sampai sawah, namun sungai yang terhubung dengan waduk Kedungombo Purwodadi tak ada airnya. Sehingga lokasi di persawahan gersang,” terangnya.
Warga Pasuruhan Imam juga mengatakan, di desa ini terutama di lokasi persawahan kering. Musim kemarau mulai datang dan debit air di Sungai Jeratun juga mulai habis. Sehingga untuk mengairi lokasi persawahan tidak ada airnya.
”Kami saat ini menanam polowijo, seperti tanaman kedelai ini. Alhamdulillah dengan kurangnya air di lokasi persawahan, tidak mengakibatkan tanaman ini mati,” imbuhnya. (fn/FN/MK)