Posted on 27 Okt 2017
BERKAT seni ketoprak, SD N Kudur, Kecamatan Winong, Pati bisa ikut melenggang di pentas seni internasional di Borobudur beberapa waktu lalu. Kegiatan ini berawal dari usulan dalang desa setempat Bowo Asmoro.
Pada awal 2015, beliau mengusulkan agar siswa diajari karawitan karena di kantor balai Desa Kudur ada beberapa alat musik tradisional.
Kepala SD N Kudur Karibun mengatakan, sejak itu siswanya berlatih. Ternyata dari siswa sendiri mengikutinya dengan antusias. ”Mungkin faktor bakat yang membuat para siswa mampu menguasai karawitan dan menguasai seni peran ketoprak,” bebernya.
Ia menyatakan demikian, sebab dulunya ada ketoprak dari Desa Kudur yang terkenal. Yakni Ketoprak Sidorukun di Dukuh Ngepolo pada 1970 sampai 1980 an. ”Bakat tersebut, lahir karena keturunan,” jelasnya.
SD N Kudur, juga pernah mendapat tawaran dari salah satu stasiun televisi di Kabupaten Pati untuk mengisi acara dalam rangka ulang tahun stasiun televisi tersebut. Tetapi sebelum ada kesepakatan dengan stasiun televisi tersebut, SD N Kudur tidak bisa mengambil job tersebut karena bertepatan dengan tes ujian sekolah.
”Sebab pada waktu itu, dari pihak dinas pendidikan tidak memperbolehkan. Jadi kita harus manut saja karena tidak mendapat ijin. Semangat orang tua juga bagus bahkan setiap pentas orang tua mendukung baik dari segi materil maupun moril,” jelasnya.
SD N Kudur juga pernah ikut pentas di Stadion Joyo Kusumo dalam rangka sosialisasi pilkada dan Hari Jadi Kota Pati pada 2016 silam. Malam tahun baru 2017 juga pernah pentas di perempatan jago wilayah Alun-alun Kota Pati.
Beberapa kendala juga di alami SD N Kudur ketika ingin manggung mengisi suatu acara. Sebab baik dari kostum, panggung, geber, dekorasi ketoprak menyewa semua. Bahkan terkadang anak tidak mendapat apa-apa, karena untuk bayar sewa.
Meski demikian, pihak sekolah juga sulit untuk mencari bibit pemain ketoprak baru sebab ketika siswa sudah lulus otomatis tidak bisa dengan leluasa ikut manggung. Meski demikian, pihak sekolah sangat mendukung siswa untuk menekuni kegiatan ini dan akan terus menggali bakat siswanya.
”Mencari anak-anak yang berbakat juga gampang-gampang sulit, sebab main peran dan mereka harus pintar berbicara. Sebab karakter seperti itu kan butuh bakat,” pungkasnya. (fn/FN/MK)