Putri Paku Buwono XII : Leluhur Tertua Keraton Justru dari Pati

Posted on 04 Sep 2018


Putri Paku Buwono XII : Leluhur Tertua Keraton Justru dari Pati

Putri Sri Susuhunan Paku Buwono XII, Hj GKRAy Koes Indriyah, mengungkapkan jati diri leluhur Keraton Kasunanan Surakarta. “Leluhur tertua kami justru dari Pati, baru setelah itu masuk ke Pengging, Pajang, Mataram, dan Surakarta” ujarnya baru-baru ini saat menghadiri Penganugerahan Asmo Kekanjengan (gelar dari kerajaan-red) dari Lembaga  Dewan Adat Keraton Surokarto Hadiningrat untuk para abdi dalem dari Kabupaten Pati.

Acara yang bertempat di Pendopo Kabupaten Pati itu juga dihadiri oleh Bupati Pati, Kabag Humas dan segenap keluarga keraton Sentono Dalem Surokarto Hadiningrat beserta 158 masyarakat Pati dan sekitarnya yang terpilih mendapatkan gelar ini. Setelah acara tersebut selesai, Bupati Pati Haryanto mengucapkan selamat kepada para abdi dalem yang telah mendapatkan penghargaan dari Sentono Dalem Surokarto Hadiningrat.

Pihaknya berharap, para abdi dalem ini bisa merawat adat istiadat yang telah dirintis sejak zaman kerajaan dahulu hingga saat ini. “Harapannya, dengan adanya paguyuban abdi dalem dan sentono dalem ini, nantinya juga bisa turut mewujudkan masyarakat yang ayem dan tentrem, dan sejahtera,” ujar Haryanto.

Dalam kesempatan itu, GKRAy Koes Indriyah juga menjelaskan bahwa prosesi tersebut merupakan acara kekancingan atau penguncian sehingga apa yang dilakukan oleh para abdi dalem ini sudah dikunci dalam paku gerang atau aturan adat yang berlaku. "Kepercayaan yang diberikan kepada masyarakat dan pengurus makam-makam leluhur merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur keraton.

 Hal ini kami lakukan, agar mereka jangan sampai lepas dari tugas dan kewajiban yang telah mereka sandang,” imbuh bangsawan yang juga merupakan adik kandung Paku Buwono XIII Hangabehi ini. Menurut GKRAy Koes Indriyah,  ini merupakan perintah pertama dari keraton kepada abdi dalem yang ada di Pati dan sekitarnya. Sedangkan untuk yang belum, nantinya akan ada perintah dari keraton yang berkaitan dengan tatacara upacara adat.

“Tadi ada kata gawa gawene, yang artinya perintah adalah sekarang. Dimana perintah yang saat ini dilakukan adalah untuk menjaga makam leluhur. Sebetulnya, kewajiban para abdi dalem sebagai orang jawa adalah seperti layaknya orang Jawa kebanyakan termasuk melakukan adat istiadat yang berlaku,” tandas bangsawan yang juga merupakan anggota DPD/MPR RI dari Provinsi Jawa Tengah tersebut.

Acara ini sendiri, dimulai pada pukul 13.00 sampai sore hari, dengan manual acara diawali dengan sambutan Bupati Pati dilanjutkan dengan pemberian pangkat soho asmo kekanjengan, serta sambutan yang disampaikan oleh  Hj. GKR. Ayu Koes Indriyah.

Terkait aktivitas para abdi dalem selanjutnya, menurut Bupati, takkan bisa terlepas dari peringatan haul dan pisowanan di Kraton Surokarto Hadiningrat serta peringatan adat yang selalu diperingati pada bulan Asyura, Maulud, dan lain sebagainya. “Kami tentu sangat menghargai penganugerahan ini. Sebab mereka bagian dari masyarakat kami yang diberikan penghargaan dari keraton surakarta,” ungkapnya.(fn1 /FN /MK)