Posted on 17 Nov 2017
Buah dari kegigihan Rusmani (44) dan Muryati (41), usaha pengolahan limbah garmen miliknya pun mulai bangkit kembali. Seiring berjalannya waktu, sekarang usaha mereka mampu menjangkau pasar hampir diseluruh Jawa Tengah. Bukan hanya itu, berbagai produk yang dihasilkan juga menembus pasar internasional seperti Malaysia, Brunai, Hongkong, dan Pakistan.
Pasangan Suami Istri (Pasutri) warga Desa Kedungbulus RT 01 RW 01, Gembong itu memaparkan, konsumen di pasar lokal, rata-rata meminta produk kapas mentah untuk pengganti dakron dan kapuk. Sedangkan pasar luar negeri meminta produk jadi seperti bantal, kasur lantai, boneka dan lainya.
Dalam satu hari, pabrik pengolahan limbah garmen milik pasutri hebat itu, mampu memproduksi kurang lebih 2 ton kapas. Untuk produksi tersebut, mereka memiliki dua mesin sendiri. Selain itu, terdapat tiga sift kerja untuk para karyawannya.
“Kami berharap, semoga bisa menambah mesin lagi agar bisa meningkatkan produksi, agar produksi kapasnya bisa meningkat,” ujarnya.
Atas perjalanan itu, Rusmani mengatakan bahwa untuk menjadi pengusaha harus selalu berpikir positif dan sabar. Sebab, modal utama bukanlah uang melainkan tekad dan kemauan.
“Jadi jangan takut untuk memulai suatu usaha meskipun dengan modal seadanya. Karena modal utama itu ada dalam diri kita,” pungkasnya.(po/PO/MK)