Posted on 22 Sep 2022
Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro, Kamis (22/9), menyalurkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kepada korban banjir bandang di Desa Bulumanis Kidul dan Tunjungrejo, Kecamatan Margoyoso.
Penyerahan bantuan dilakukan di lokasi bekas banjir, yakni di Desa Tunjungrejo.
Bantuan yang bersumber dari Belanja Tidak Terduga (BTT) Pemprov Jateng itu diperuntukkan bagi 17 warga di kedua desa yang rumahnya rusak berat dan hilang disapu banjir bandang pada 14 Juli 2022 lalu.
Henggar menyebut, total bantuan yang ia salurkan ialah Rp 210 juta.
"Warga yang rumahnya hilang masing-masing mendapat Rp 15 juta, sedangkan yang rumahnya rusak berat mendapat Rp 10 juta," terang Henggar.
Pj Bupati berharap, bantuan ini bisa bermanfaat bagi korban banjir bandang, terutama untuk merehab atau memperbaiki kembali rumahnya yang rusak.
Sebagaimana pernah diberitakan sebelumnya, para korban banjir di Tunjungrejo dan Bulumanis Kidul juga sudah mendapat bantuan dari sejumlah pihak lain.
Diantaranya dari pemerintah daerah dan berbagai lembaga sosial kemanusiaan, di antaranya Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Pati.
Ada pula bantuan hasil donasi masyarakat, termasuk dari para Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Pati.
Sementara itu, Kepala Desa Tunjungrejo, Mochammad Ali Zuhdi, mengatakan bahwa pembangunan kembali rumah warga yang rusak sudah berlangsung.
"Alhamdulillah sudah proses rehabilitasi rumah yang rusak. Di Tunjungrejo saat ini tinggal empat rumah yang masih dalam proses pembangunan, yakni tiga rumah yang hilang dan satu rusak berat," kata dia.
Ia berharap, sisa empat rumah yang belum tuntas pengerjaannya bisa rampung dibangun pada Oktober 2022 ini.
Zuhdi menyebut, total rumah yang rusak, baik rusak ringan, sedang, berat, maupun hilang akibat banjir bandang di desanya ialah sebanyak 17.
Sejauh ini, imbuh Zuhdi, total bantuan yang diterima untuk perbaikan rumah warga di Desa Tunjungrejo mencapai sekitar Rp 400 juta.
Dana sejumlah itu dibagi untuk membangun kembali 17 rumah yang rusak.
"Dengan dana segitu kami baru bisa membangun rumah abangan (tembok dan lantai belum diplester-red). Dapur juga belum," tambah Zuhdi.
Pada kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan bahwa saat ini masih ada beberapa infrastruktur desa yang turut rusak akibat banjir namun belum tersentuh perbaikan.
Di antaranya ialah talut jalan, saluran irigasi, dan jalan desa untuk akses pertanian.
Ia berharap perbaikan fasilitas umum itu juga bisa segera ditangani. (fn1 /FN /MK)