Posted on 20 Okt 2017
Harga gula petani dalam beberapa hari terakhir ini merangkak naik. Ini terjadi setelah Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), beraudensi dengan Menko Ekuin di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ketua DPC APTRI PG Pakis Pati, Adjie Sudarmaji mengungkapkan, pihaknya telah melakukan Audiensi dari hasil audensi antara Menko Ekuin bersama perwakilan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), salah satunya, Pemerintah melalui Bulog akan membeli gula petani berdampak positif. Dalam beberapa hari terakhir ini, harga gula beranjak naik sekitar Rp.9.850/Kg.
“Kalau ini disikapi pedagang, Bulog tidak akan bisa membeli, karena harganya sekarang ini sudah beranjak dikisaran Rp.9.850. Kalau kemarin kan hanya sekitar Rp.9.400 hingga Rp. 9.500” Ungkap Ketua Komisi A DPRD Pati, Kemarin.
Lebih lanjut, APTRI PG Pakis lebih mengedepankan diplomasi dengan Pemerintah, ketimbang memanfaatkan petani untuk menggelar aksi demo penolakan pengenaan PPN 10% kepada investor atau pembeli gula.
“Di tahun ini, dengan pengenaan pajak ini masih menghantui para pedagang. Hingga harga sekarang dibawah Rp.10ribu. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya harga jugal gula di tingkat petani menyentuh harga Rp.13ribu, bahkan ada yang mencapai Rp. 14 ribu,"Terangnya.
Menko Ekuin juga menyanggupi untuk membeli gula dari petani tanpa pengenaan pajak sepeser pun, sepanjang petani tidak bisa menjual gulanya diatas harga Rp.9.700.
"Jika harga jual dipasaran dibawah harga HET bulog, maka pembelian gula tidak akan di kenai pajak," imbuhnya. (fn/FN/MK)