Posted on 08 Des 2021
Rapat Koordinasi Persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Pati (8/12). Rapat diikuti para kepala sekolah, koordinator satuan pendidikan, pengawas, dan penilik di Kabupaten Pati.
Bupati Pati Haryanto dalam rakor menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Pati berencana menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di semua sekolah pada pertengahan Januari 2022 mendatang.
Namun demikian ada persyaratan yang mesti dipenuhi, diantaranya adalah dilaksanakan dua pekan setelah pergantian tahun dengan catatan tidak muncul klaster baru penularan Covid-19. Kemudian tiap sekolah harus membatasi jumlah siswa yang hadir sebanyak 50 persen.
Selama pandemi Pemkab Pati belum pernah mengizinkan PTM secara keseluruhan di semua sekolah, yang sudah berjalan itu adalah beberapa kali uji coba PTM di sejumlah sekolah. Haryanto menyebut kebijakannya yang sangat hati-hati ini kerap dianggap terlalu ketat.
"Saya melakukan upaya ini dianggap terlalu ketat, tapi menurut saya itu yang terbaik demi menyelamatkan warga. Sebab kita masih belum aman, masih berupaya supaya pandemi Covid-19 tidak sampai ada gelombang ketiga", jelas Bupati. Pihaknya tidak ingin pengalaman buruk saat kasus Covid-19 melonjak terulang kembali.
"Kalau kita melihat kasus di bulan Juni sampai pertengahan Agustus lalu, kita merasa prihatin tiap hari ada pengumuman kematian. Berapa banyak yang jadi korban diantara teman-teman pendidik, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, dan tokoh agama? Banyak sekali", ungkap Haryanto.
Bupati bersyukur saat ini kasus Covid-19 sudah mereda, meski saat ini masih ada segelintir kasus tetapi karena jumlahnya sedikit penanganannya lebih mudah. "Sedangkan dulu cari tempat untuk rawat inap saja kesulitan. Kalau sudah di rumah sakit, juga masih kesulitan cari oksigen dan obat-obatan," ujarnya.
Bupati menyadari pembelajaran dengan cara daring saja tidak cukup. Sebab pendidikan tidak hanya memerlukan materi pelajaran, melainkan juga keteladanan. Untuk itu, ia berkali-kali mengatakan bahwa usai Nataru jika dua pekan tidak ada kasus, Pemkab Pati akan mengadakan PTM terbatas secara keseluruhan. Hal itu didukung dengan jumlah siswa dan guru di Pati lebih dari 93 persen telah divaksin.
Namun demikian dalam PTM keseluruhan nanti protokol kesehatan tetap harus dijalankan. Sebab vaksin tidak sepenuhnya menjamin kekebalan tubuh dari Covid-19. Karena itu dia meminta semua sekolah mempersiapkan prosedur operasi standar (Standard Operational Procedure/SOP) PTM terbatas.
SOP tersebut harus meliputi saat siswa datang, saat pembelajaran, hingga saat siswa pulang. "Harus dipersiapkan dan diverifikasi. Tidak cukup hanya kita pakai thermogun dan hand sanitizer. Harus benar-benar taat pakai masker dan kalau perlu pulang dijemput orang tua", tegas Haryanto.
Pengaturan jumlah siswa yang hadir juga harus dilakukan. Bisa dengan cara shift. Demikiab juga dengan waktu belajar pun barus ditentukan. Ia meminta pihak sekolah tegas melarang siswa jajan di luar sembarangan.
Bupati juga berpesan, TK dan PAUD harus memperhatikan SOP juga, bukan malah mengabaikan karena menganggap anak-anak kebal. "Jangan anggap anak-anak tidak apa-apa (berisiko terhadap corona). Saat ini pun pemerintah sedang siapkan vaksin untuk anak-anak di bawah 12 tahun", tutur Bupati.
Haryanto berharap dengan waktu yang ada, sebelum Januari harus dimaksimalkan untuk persiapan SOP tersebut. Nantinya sekolah yang belum siap tidak harus memaksakan PTM di pertengahan Januari, melainkan ditunda dulu.
"Nanti saya akan sering ambil sampling swab. Kalau di tengah perjalanan ada kasus, tutup dulu. Begitu pula kalau sewaktu-waktu saya cek ke sekolah dan ternyata belum sesuai SOP, ya saya minta dibenahi dulu. Kalau ingin PTM berlangsung aman dan lancar, harus taat," tegas Haryanto. (po2/PO/MK)