Posted on 11 Sep 2017
Meningkatnya jumlah desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih, mendorong Bupati untuk menggelar Rakor kekeringan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Bagian Kesra, PDAM, DPU&PR, dan PMI Cabang Pati. “Sampai saat ini sudah ada sekitar 58 desa dari 7 kecamatan yang yang mengajukan permohonan air bersih. Jadi kami berinisiatif untuk menggelar Rakor guna mengantisipasi kemungkinan musim kemarau yang lebih panjang”, tutur Bupati Pati Haryanto usai memimpin Rakor di ruang kerjanya, Senin (11/9).
Lebih lanjut, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pati Sanusi Siswoyo menyampaikan bahwa dari 58 desa yang mengajukan permohonan air bersih, tinggal empat desa saja yang belum terakomodir. “Yang belum itu yang permohonan dari Kecamatan Pucakwangi yang meliputi Desa Sitimulyo, Lumbungmas, Mencon, dan Mojoagung. Selebihnya yang dari kecamatan Gabus, Jakenan, Batangan, Sukolilo, dan Kayen sudah kami bantu semua. Masing-masing Desa dapat dua tangki”, jelas Sanusi.
Dijadwalkan, esok (12/9) Bupati akan langsung turun ke lapangan guna menyerahkan bantuan air ke desa-desa di Pucakwangi. “Jadi selain menggagas Rakor dan mengkoordinir bantuan dari Pemkab serta sumbangan air dari pihak swasta dan Ormas, saya merasa perlu untuk terjun langsung memantau distribusinya agar tepat sasaran”, terang haryanto.
“Ini BPBD anggarannya siap untuk 400 tangki. Lalu belajar dari tahun-tahun sebelumnya, PMI bahkan dulu mampu hingga ribuan tangki. Insya Allah kalau Pemkab memprakarsai akan banyak organisasi dan juga pihak swasta yang menyokong”, harap Bupati.
Sementara itu Sanusi menyatakan bahwa pihaknya untuk saat ini akan fokus pada penjadwalan distribusi bantuan air bersih serta mengkoordinir bantuan dari BPBD, DPU&TR, PDAM, dan PMI. “Untuk status, saat ini masih tetap siaga kekeringan”, imbuhnya.
Sementara itu, disampaikan pula oleh Bupati, bahwa pihaknya akan berkirim surat pula pada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana terkait jadwal penggelontoran air Waduk Kedungombo. “Saya minta agar penggelontoran air yang semula dijadwalkan pada 1 Oktober untuk dimajukan agar tidak puso”, ujar Bupati menanggapi permintaan para petani di sepanjang sungai Juwana yang sebelumnya telah melaporkan kondisi sungai Juwana yang mongering.
“Sekalipun MT nggak maju tapi penggelontoran air kita minta majukan. Ini usulan dari desa lalu nanti Pemkab yang meneruskan usulan itu ke BBWS”, pungkas Bupati.(FN/FN/MK)