Posted on 15 Sep 2017
Kerajinan gerabah di Dukuh Jurug, Desa Karangwono, Tambakromo minim generasi. Hanya satu orang yang masih mempertahankannya. Padahal, Karangwono dulunya terkenal sebagai sentra gerabah di Kabupaten Pati.
Sarpi satu-satunya perajin di daerah tersebut menyampaikan, warga Dukuh Jurug dulunya sangat terkenal. Sebab, daerah itu penghasil kerajinan gerabah. Pada era sebelum 1970, hampir seluruh warganya berprofesi sebagai pembuat gerabah.
Bahkan setiap dini hari, warga sekitar sudah sibuk membuat kerajinan gerabah di rumahnya masing-masing. ”Sejak subuh warga sudah sibuk membuat kerajinan gerabah,” ungkap Sarpi.
Namun kondisi kerajinan gerabah di daerah itu, sedang memprihatinkan. Sebab, jumlah perajinnya berkurang. Bahkan keberadaanya hanya tinggal satu orang. Yakni, keluarga Sarpi yang tinggal di RT 03/RW I.
Selain itu, peminatnya semakin berkurang. Hal ini dikarenakan munculnya keberadaan perabotan rumah tangga dari bahan plastik atau stanless. Saat ini warga lebih memilih perabotan rumah tangga berbahan baku plastik.
Disamping harganya murah. Barangnya tidak mudah pecah. Selain itu, barangnya mudah ditemukan di mana-mana terutama di toko-toko rumahan desa setempat. Dia menambahkan, perajin gerabah sekarang alih profesi. Yakni dari perajin gerabah menjadi perantauan di luar jawa.
Hal ini dikarenakan, kurangnya perkembangan perekonomian perajin gerabah. Selain itu, faktor kebutuhan setiap hari yang harus dipenuhi. ”Warga desa banyak merantau,” beberanya.
Kepala Desa Karangwono menambahkan, dia membenarkan keberadaan UMKM kerajinan gerabah yang pernah maju itu. Namun saat ini sudah berbeda. Warga desa lebih memilih merantau. Karena hasil pertanian di desa dan kerajinan gerabah kurang memuaskan. (fn/FN/MK)