Posted on 05 Agu 2017
JAKENAN – Jumlah kasus penderita tuberkolosis (TBC) dari data Puskesmas Jakenan mengalami peningkatan. Dari data yang dihimpun, setidaknya ada 36 kasus TBC selama 2016 yang mana untuk penderita positif terkena TBC 19 orang 11 orang negatif dan 6 merupakan anak.
”Pasien TBC anak-anak kami rujuk ke rumah sakit. Sebab dari puskesmas sendiri belum mempunyai dokter spesialis paru-paru,” ungkap Sugiarto, salah satu petugas penyuluh kesehatan di puskesmas setempat.
Pada 2015 hanya 16 orang yang positif menderita TBC. Peningkatan angka penderita TBC disebabkan karena masyarakat terbilang acuh dalam melakukan proses pengobatan.
”Masyarakat cenderung lupa untuk meminum obat sesuai dengan resep dokter. Mereka menganggap ketika batuk yang diderita sudah sembuh, maka obat yang masih tidak diminum. Padahal untuk penyakit ini sulit untuk dideteksi kesembuhannya dan untuk mengetahui sembuh atau tidaknya masyarakat harus melakukan pengecekan lagi ke puskesmas,” ungkap Tarsini, penyuluh kesehatan Puskesmas Jakenan.
Seperti diketahui gejala awal yang sering dialami biasanya batuk berdahak yang terjadi secara terus menerus. Kemudian berkeringat pada malam hari namun diakibatkan hal yang tidak jelas.
Selain itu, melemahnya daya tahan tubuh karena menurunnya nafsu makan disertai turunnya berat badan, mengalami sesak nafas, demam yang terjadi selama sebulan atau lebih. Penyakit TBC sendiri yang paling akut akan menyerang selama enam bulan dan dampak yang paling fatal adalah kematian tetapi tergantung pada kondisi badan penderita. (fn/FN/MK)