Posted on 26 Jan 2018
Jelang Februari ini petani Pati diperkirakan mampu mewujudkan panen raya serentak di 12 kecamatan yang luas areanya total mencapai 30 ribu hektar. Dengan luas area panen sebesar itu dapat dipastikan Kabupaten Pati akan mengalami surplus gabah. Hal itu dikemukakan Bupati saat menghadiri acara panen raya bersama Gapoktan Tani Jaya di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo.
Meski tergolong sukses, pada musim tanam kali ini, Bupati rupanya mencatat sejumlah masalah yang patut dievaluasi. "Diantaranya terkait keluhan tentang suplay air yang kemarin sempat terlambat, serta kelangkaan pupuk di tingkat pengecer", ujar Haryanto.
Untuk suplay air, imbuh Bupati, memang sempat terjadi keterlambatan dikarenakan dalam tahap perbaikan waduk. "Namun kami tidak lepas tangan begitu saja dengan kondisi ini. Kami selalu melakukan kordinasi agar suplay air kembali lancar. Awalnya kan air akan digelontorkan pada awal bulan Oktober, nah dengan kita selalu berkordinasi dan membuat surat negosiasi, akhirnya air bisa digelontorkan lebih awal", terang Haryanto.
Evaluasi selanjutnya adalah terkait keluhan pupuk yang dipersulit pengecer, sehingga menjadi langka dan harganya mahal. "Ini sebenarnya bisa teratasi dengan adanya kartu tani karena tujuan dari kartu tani itu sendiri adalah untuk menghindari hal seperti ini", lanjutnya.
Sayangnya dalam pemanfaatan kartu tani sejumlah petani masih kesulitan dalam penggunaan dan jarak ATM dari desa mereka.
"Sedangkan untuk masalah kelangkaan pupuk saya menduga para pengecer ini tidak menjual pupuk untuk kelompoknya tapi malah dijual ke luar kabupaten. Bila di lapangan bertemu hal seperti ini, saya himbau agar masyarakat lapor agar nantinya izinnya sebagai pengecer dapat dicabut. Mengapa dicabut sebagai pengecer pupuk? dikarenakan mereka hanya mencari keuntungan pribadi dan tidak untuk kelompoknya. Hingga tega mencari keuntungan yang lebih besar", jelas Bupati.
Untuk saat ini, lanjutnya, telah ada Komite Pengawasan Pupuk yang terdiri atas unsur Polres dan Kodim. "Komite ini saat ini juga gencar mengadakan pengawasan pupuk khususnya di daerah selatan, lebih lebih di musim MT, MT1 dan MT2. Itu karena dulu hal serupa pernah terjadi pada musim MT1 dan MT2, terjadi kelangkaan pupuk", jelas Bupati.
Dalam menghadapi kenakalan distributor maupun pengecer pupuk, Haryanto berharap Gapoktan dan TNI POLRI terus bersinergi dengan pemerintah Kabupaten Pati.
Lancarnya koordinasi tersebut diyakini mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen. "Seperti contoh di Desa Prawoto ini, panen raya dengan luas lahan 861 hektar mampu memanen gabah 7-8 ton per hektar. Dengan hasil ini saja kita bisa lihat, betapa lancarnya kordinasi yang dilakukan mulai saat masa tanam sampai panen tiba", terang Haryanto. (fn4 /FN /MK)