Pagelaran di TMII Jakarta Ini Jadi Ajang Kenalkan Seni Budaya Pati

Posted on 11 Sep 2018


Pagelaran di TMII Jakarta Ini Jadi Ajang Kenalkan Seni Budaya Pati

Pagelaran wayang semalam suntuk di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta berlangsung meriah. Kegiatan ini  dihadiri oleh Asisten Pemerintahan Sekda Pati Sudiyono, anggota DPRD provinsi jawa tengah, Kepala Badan Penghubung Provinsi Jawa Tengah Koesdarminto, para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jawa Tengah, anggota DPRD Kabupaten Pati, seluruh pimpinan OPD Kabupaten Pati dan warga Jakarta yang berbondong-bondong menyaksikan pagelaran wayang kulit malam 1 Muharrom dengan dalang Ki Muharso.

Dalang Muharso yang malam tadi memainkan lakon Banjaran Seno merupakan dalang asal Pati yang memecahkan rekor Muri ruwatan massal dengan jumlah peserta sebanyak 900 orang. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kabupaten Pati tahun ini dipercaya Pemprov Jawa Tengah untuk mengisi acara malam tahun baru Hijriyah di Anjungan Jawa Tengah TMII Jakarta.

Tujuan diadakannya kegiatan INI, menurut Kepala Badan Penghubung Provinsi Jawa Tengah Koesdarminto adalah untuk melestarikan budaya Jawa yang juga telah menjadi warisan budaya bangsa Indonesia. "Sehingga wajib kita uri-uri. Selain itu acara seperti ini juga sekaligus dapat dijadikan sebagai ajang silaturahmi bagi para penikmat wayang kulit", ujar Koesdarminto

Sementara itu, Asisten Pemerintahan Sekda Pati yang hadir mewakili Bupati Pati Haryanto, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya karena telah dipercaya menampilkan pagelaran wayang kulit dan ruwatan massal yang dipimpin oleh Dalang Muharso.

Sudiyono juga berkesempatan mempromosikan Kabupaten Pati termasuk mengenalkan seni dan budaya yang masih lestari di Kabupaten Pati. "Dalang Muharso Guno Carito ini bukan dalang sembarangan, karena tidak semua dalang berani melakukan prosesi ruwatan", imbuhnya.

Sudiyono menambahkan, seni budaya di Kabupaten Pati senantiasa diuri-uri  baik itu wayang, ketoprak, tayub,  dan masih banyak lagi. "Tentunya kami cukup bangga, namun kami sangat mengharapkan agar generasi muda dapat ikut melestarikan budaya Jawa tersebut, agar tidak punah", pungkas Sudiyono. (fn1 /FN /MK)