Nyaman Dengan Karakter Keras Musik Metal

Posted on 30 Nov 2017


Nyaman Dengan Karakter Keras Musik Metal

Memiliki suara berat, tak jarang membuat orang salah duga ketika bercakap melalui telepon dengan Renny Febria Octora. Meski begitu, vokalis metal perempuan asal Tayu itu tetap enjoy. 

Cat dinding bagian luar studio bernama RFO, didominasi warna merah dan hitam. Gambar animasi kerangka manusia memegang gitar dengan mulut menganga juga menyapa. Nuansa rock, metal, keras, kuat, tegas dan ganas menyambut ketika bertandang ke sebuah studio musik Desa Tayu Kulon, Kecamatan Tayu, kemarin malam. Dari dalam ruangan terdengar hentakan musik cadas. Seperti keluar dari sela-sela pintu besi yang terlihat lebih mirip jeruji ruang penjara.

Namun kesan dari tampang menyeramkan itu runtuh saat seorang perempuan berwajah oriental menyambut ramah dengan senyum hangatnya. Dia yang semula duduk santai di kasur lantai bergegas berdiri sambil menyodorkan tangannya. "Renny," ungkapnya memperkenalkan diri. 

Di studio itu, Renny bersama Nacha, laki-laki yang saban hari menjaga studio musik di Jalan Panglima Sudirman, nomor 56 Tayu tersebut. Cha adalah seorang drumer. 

Tanpa banyak intro, obrolan menjadi fokus untuk lebih dekat mengenal sosok vokalis rock metal perempuan asal Tayu tersebut. Volume musik yang semula memenuhi ruang depan studio akhirnya sedikit dipelankan. Sehingga jelas ungkapan bahwa Renny, sudah mulai menyanyi sejak duduk di TK Bopkri Tayu. Saat itu, dirinya sering didaulat guru untuk mengikuti sejumlah perlombaan menyanyi. Bukan hanya menyanyi, lulusan SDN Tayu Wetan 01 tersebut juga mahir membawakan tarian tradisional Jawa. Kemampuan tarik suara juga semakin terasah ketika mengikuti kegiatan paduan suara ketika duduk di bangku SMPN 02 Tayu.  "TK itu saat lomba, saya menyanyikan lagu-lagu nasional seperti Berkibarlah Benderaku. Kemudian waktu SD mulai menyanyi dengan diiringi gitar oleh teman, juga menari gambyong. SMP juga menyanyi dan ikut paduan suara," ujar Renny yang berkedip lebih cepat lantaran mengingat sesuatu. Kegemarannya dalam bidang musik, terutama menyanyi dan genre rock ternyata "menyimpang. Sebab dirinya dibesarkan di tengah keluarga yang aktif dalam bidang olah raga. 

Tepatnya ketika duduk di kelas X SMA Kanisius Yos Soedarso, Pati. Renny mengatakan musik rock kian akrab dengan dirinya. Tak ayal, keberadaan kegiatan ekstra kurikuler musik di sekolah akhirnya tidak disia-siakan untuk menempa kualitas vokal. Saat itu, bersama grup band sekolahnya, Renny berhasil meraih juara 1 dalam festival tingkat kabupaten.

"SMA itu saya mulai ngerock. Tepatnya slow rock. Kebetulan saat itu band saya ikut festival tingkat Kabupaten. Kami membawakan lagunya Voodoo, judulnya Sampaikan Salamku Untuk Dia. Dan akhirnya mendapatkan juara 1," ungkap Renny.

Gelar juara tersebut membuat lulusan Diproma III Perhotelan perguruan tinggi di Yogyakarta itu semakin semangat untuk belajar lebih jauh tentang musik terutama genre rock. Bahkan ketika dirinya terpilih menjadi delegasi pertukaran kebudayaan di Oshaka Jepang pada 2004 hingga 2007. Renny mengaku tetap membidangi tarik suara selain tari dan fashion stylish. Pengalaman menyanyi paling menakjubkan disebutnya, ketika berhasil menyanyikan lagu bernada tinggi seperti berjudul Hero, Mariah Carey dan Un Break My Heart, Tony Braxton. "Saat itu suara saya masih mampu, tapi sekarang sudah nglokro, kebanyakan nikotin," timpalnya sembari tertawa. 

Perempuan yang juga pernah bekerja di Kapal Pesiar Costa, Italia pada 2009-2010 tersebut menambahkan genre musik yang ditekuni terus berubah meski tetap rock. Bertolak dari slow rock, beranjak kepada hard core, thrash, progressive hingga dead metal. Seiring berjalannya waktu, Renny juga mengeluti vokal Growling. 

Tepatnya pada 2011, Renny bertemu dengan sejumlah musisi Tayu yang kemudian terbentuklah grup band RFO. Grup bang bergenre Thrash Metal tersebut merupakan juara 3 dalam festival rock Class Mild di Pati April 2011. Seorang personilnya juga menyabet The Best Guitar. 

Sejak saat itu, band RFO yang merupakan singkatan dari nama lengkap Renny Febria Octora (RFO) dikenal dengan grup musik dengan genre Trash Metal. Berbagai undangan tampil juga berasal dari berbagai daerah. Bahkan honor yang diterima juga bukan hanya berupa uang, melainkan buah-buahan, makanan ringan, rokok dan lain-lain. 

Pada Oktober 2011, RFO juga menggelar konser tunggal di halaman Kantor Kawedanan Tayu. Konser itu ditujukan untuk launching Studio Musik milik Renny, bernama RFO di Tayu Kulon.

"Saya paling suka itu membawakan lagunya Grup Band Brazil, Sepultura yang judulnya Slave New World," ungkap fans berat Max Cavallera vokalis Band Sepultura tersebut.

Terbiasa menggunakan teknik vokal rock, perempuan metal yang juga fans James Labire vokalis Band Metal Progresive, Dream Theatre itu mengaku sering disangka laki-laki ketika berbicara dengan seseorang melalui telephone. Kejadian berkali ulang itu membuat Renny juga kebanjiran ungkapan permintaan maaf. Sebab, setelah disapa sebagai laki-laki, Renny kemudian menjelaskan bahwa dirinya adalah perempuan. "Terutama pas bangun tidur, ada telepon, entah nawarin kartu kredit atau apalah. Setelah panjang lebar akhirnya saya bilang kalau saya itu perempuan," ungkapnya sembari tertawa. 

Renny memaparkan, terdapat teknik khusus ketika menyanyikan lagu bergenre rock terutama untuk growling. Yakni bukan menggunakan teknik dada atau valceto melainkan teknik pernafasan perut. Vokalis Metal yang rutin melakukan latihan dengan memperbanyak menyanyi itu mengaku, juga sering kali mengaransemen vokal untuk lagu-lagu tertentu. Yakni dengan menaikkan atau menurunkan nada tertentu pada sebuah lagu. 

"Aransemen vokal itu yang pasti, mengubah, mengganti tone, tidak disamakan dengan lagu aslinya. Tekniknya juga bisa perut, dada atau valceto. Tapi kalau rock, tidak perlu valceto," imbuhnya.

Vokalis yang mengaku ingin berkolaborasi dengan musisi terkenal seperti Tantri Kotak itu mengungkapkan bahwa musik rock bukan jaminan masa depan. Namun dia mengaku bahwa rock merupakan perwakilan jiwanya. Meski dirinya adalah perempuan namun memiliki karakter keras. Berontak. 

"Sepertinya musik rock itu memang cocok dengan diri saya. Saya merasa senang, nyaman, tenang, damai. Unek-unek bisa hilang. Suntuk, penat, badmood, hilang hanya dengan mendengarkan, atau menyanyi beberapa lirik," pungkasnya. (po/PO/MK)