Posted on 26 Jan 2018
Rencana penyaluran bantuan sosial dari pemerintah pusat kepada penerima bansos, akan diterapkan secara non tunai. Solusi yang digunakan untuk mengantisipasi adanya pungli dan salah sasaran ini, dengan memfasilitasi pembelian kebutuhan pokok melalui e-warung yang ditunjuk oleh mitra pemerintah.
Sri Eni Yuliani Kabid Pemberdayaan Sosial dari Dinas Sosial menjelaskan e-warung merupakan warung sembako yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya para penerima bansos, seperti program Keluarga Harapan.
"E-warung bisa juga dikelola oleh warga. Nah, pencairan kartu gabungan itu nantinya dapat dilakukan di warung-warung tersebut," jelas Eni dalam Rakor penyaluran bantuan sosial (24/1) yang bertempat di aula Dinas Sosial Kabupaten Pati.
E-warung yang dikelola warga diharapkan menjual kebutuhan masyarakat dengan harga yang relatif lebih murah. Sehingga diharapkan minat warga untuk membeli di warung itu lebih tinggi. "Namun demikian, tetap ada batasan jumlah pembelian untuk menghindari penimbunan barang oleh warga, Ini pemberdayaan yang diharapkan bisa memberikan akselerasi," terangnya.
Sementara itu BNI 46 selaku mitra yang ditunjuk pemerintah dalam penyaluran bansos ini, tengah membentuk agen - agen untuk memudahkan pencairan bantuan.
"Mengingat waktu yang mepet, kami akan membentuk agen- agen di daerah, diutamakan warung- warung klontong milik warga yang sudah berjalan. Karena pada bulan Februari, program ini harus sudah berjalan," terang Puryanto dari Kantor Cabang BNI Pati.
Ia menambahkan, agen yang diberi nam Agen46 inilah yang nantinya akan mencairkan bansos yang diterima warga.
Saat ditanya apakah lembaga desa, seperti BUMDes atau karang taruna bisa mengelola agen, ia pun menjawab lembaga desa boleh mengelola agen tersebut. "Intinya masalah kepercayaan, selama lembaga itu layak dan memiliki kredibitas bisa saja mengelola agen," jawabnya.
Di kesempatan yang sama Bulog Pati yang diwakili Hardi mengatakan, Bulog menawarkan kerja sama dalam bentuk konsinyasi (bayar tunda) kepada e-warung atau agen- agen yang dibentuk. "Khususnya untuk komoditi yang dikelola oleh Bulog seperti beras, gula atau telur misalnya," pungkas Hardi. (Po2/PO/MK)