Posted on 12 Okt 2017
Kebiasaan menebar pupuk kandang di lahan pertanian tadah hujan saat musim kemarau dikatakan Sujo, koordinator penyuluh pertanian lapangan (PPL) di Kecamatan Winong sebagai tindakan yang tidak efektif. Pasalnya, pupuk kandang tidak akan meresap ke dalam tanah.
“Warga di sini terbiasa menyebarkan pupuk kandang ke lahannya di saat musim kemarau. Padahal untuk lahan tadah hujan, saat musim kemarau akan mengering. Sehingga pupuk tidak bisa menyatu dengan tanah,” katanya kemarin.
Ia menjelaskan, pemupukan lahan pertanian tadah hujan seharuskan dilakukan saat musim penghujan ketika proses pembajakan lahan berlangsung.
“Dengan pemberian pupuk kandang di musim penghujan, maka proses pencampurannya lebih sempurna. Hal itu merupakan metode yang efektif untuk meningkatkan kesuburan tanah,” bebernya.
Disebarkannya pupuk saat musim kemarau, lanjutnya, justru berpontesi menumbuhkan banyak rumput liar. “Nah, biasanya petani jika melihat rumput liar langsung melakukan penyemprotan hermisida. Setelah rumput kering kemudian dilakukan pembakaran sisa rumput liar. Ini menyebabkan pupuk kandang yang ada pada lahan ikut terbakar menjadi debu,” jelasnya.
Walhasil, sisa pembakaran dari pupuk kandang tidak lagi mengandung unsur hara. “Jadi tindakan menebar pupuk ini sia-sia belaka,” tegasnya.
Sebagai penyuluh pertanian, ia berpesan agar petani memahami prinsip dasar pemupukan. Sehingga metode yang diterapkan dalam memberi pupuk bisa lebih optimal. “Pelaksanaan metode pemupukan yang baik dan benar dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Sehingga hasil panen petani tadah hujan semakin meningkat,” pungkasnya. (fn/FN/MK)