Posted on 01 Agu 2017
PATI – Progam Keluarga Berencana (KB) di wilayah Kabupaten Pati belum maksimal. Sebab, meski secara menyeluruh di tingkat kabupaten terbilang baik, namun penjangkauan daerah sasaran KB di wilayah tertentu masih ditemui kendala.
Dari informasi yang dihimpun, sejumlah daerah yang mayoritas penduduknya muslim, perkembangan KB terkendala. Sebab, masih banyak masyarakat yang tidak ingin melakukan KB karena berbenturan dengan kepercayaan seseorang. Meski begitu, secara total di wilayah-wilayah tersebut menunjukkan tren yang positif.
Plt Kepala UPT Disos Kecamatan Wedarijaksa Sutrisno mengatakan, keikutsertaan masyarakat untuk melakukan KB sudah terus meningkat setiap tahunnya. Mulai dari progam IUD, implan MOW, MOP, suntik dan pil.
“Meski begitu, masyarakat lebih memilih KB dengan cara suntik. Mungkin warga menilai dengan hal itu lebih praktis dan nyaman,” katanya.
Sutrisno menambahkan, selain karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya KB, peran serta sejumlah pihak untuk menyukseskan progam tersebut juga perlu diapresiasi. Salah satunya melalui TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Tawangharjo, Wedarijaksa.
“Edukasi ke masyarakat memang sangat penting. Jika tahu keuntungan dan pentingnya KB, kami yakin warga akan berbondong-bondong melakukan KB. Penyadaran itulah yang memang sangat penting dilakukan. Tidak hanya oleh pemerintah, namun juga semua pihak,” bebernya.
Ia menceritakan, pencapaian akseptor KB dengan kontrasepsi implan terbanyak atas kesadaran masyarakat sendiri. Bahkan, pernah dalam waktu semalam mampu menarik 25 akseptor.
“Artinya potensi untuk memaksimalkan progam ini sangat besar. Bahkan, di Wedarijaksa juga akan disiapkan kampung KB. Semoga ini bisa terealisasi secepatnya,” harapnya. (fn/FN/MK)