Posted on 29 Nov 2017
Usia tua serta keberadaannya yang langka menjadi daya tarik tersendiri bagi sepeda motor tua. Begitulah kelompok para pecinta kendaraan yang diproduksi sebelum tahun 1966 bernama Bastardos. Bagi mereka, merawat motor tua tidak akan merugi.
Gaya berpakaian khas menggunakan rompi, celana jeans dan sepatu boot menyiratkan kesan tersendiri ketika bertemu dengan para pecinta sepeda motor tua. Namun kesan garang yang tercermin dari satu sisi pandang itu perlahan terkikis ketika salah satu dari antara mereka bersedia membagi cerita.
"Nama kelompoknya Bastardos, itu nama komunitas motor tua, Pati," ungkap Sutiyono, salah satu anggota komunitas Bastardos saat ditemui di area Stadion Joyokusumo, Pati.
Bastardos merupakan singkatan dari Barisan Tanpa Rasa Dosa yang telah berdiri sejak 1990. Sutiyono mengatakan, kepanjangan dari Bastardos bukan berarti negatif.
Namun lebih kepada suasana yang dirasakan para anggota ketika mengendarai sepeda motor tua. Yakni pencapaian pengalaman spiritual layaknya ketika melakukan meditasi. "Jadi ketika berkendara, bercengkerama dengan motor tua itu rasanya menjadi tanpa beban," ungkap kakek berusia 61 tahun itu.
Ia memaparkan, tercetusnya Bastardos bermula ketika beberapa orang pemilik sepeda motor tua memiliki gagasan untuk membuat kelompok. Empat orang penggagas Bastardos adalah Hendra, warga Juwana yang merupakan pemilik pabrik rokok Tapal Kuda. Kemudian Cugos, warga Margoyoso, Sutiyono, warga Margoyoso, dan almarhum Sunoto, warga Margoyoso.
Mereka berniat untuk mengumpulkan para pemilik sepeda motor keluaran sebelum 1966. "Saat itu, beberapa kawan yang punya motor antik kumpul di Tapal Kuda, Juwana. Karena sering dapat undangan touring untuk menghadiri berbagai kegiatan kelompok sepeda motor lain," jelasnya.
Mereka kemudian melakukan pendataan dengan mendatangi para pemilik sepeda motor antik untuk diajak bergabung dan mendirikan kelompok. "Rata-rata yang kami datangi mau dan menanggapi positif," ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, club sepeda motor jadul yang biasa dikenal dengan motor uduk karena suara yang keluar dari knalpot terdengar mirip "uduk-uduk" tersebut selalu eksis.
Saat ini anggotanya mencapai 52 orang. Bartados telah tercatat resmi sebagai club motor di bawah naungan Motor Antique Club Indonesia (MACI). Selain memiliki kegiatan tahunan seperti Jambore yang diprakarsai langsung oleh MACI, kegiatan rutin adalah touring di berbagai kota di Indonesia dan juga berbagai kegiatan sosial. (fn/FN/MK)