Posted on 16 Feb 2018
Biasanya tiap kali ada pawai budaya, Alun-Alun Kabupaten Pati seringkali dipilih sebagai tempat untuk start keberangkatan peserta kirab. Kini, suasana berbeda nampak ketika kerumunan massa justru berjejal di sekitar jembatan Kalidoro yang dipilih untuk memberangkatkan para peserta kirab budaya Imlek.
Landmark (ikon kota-red) yang kerap jadi lokasi favorit warga untuk berswafoto itu memang kini tampak lebih menonjol ketimbang bangunan-bangunan di sekitarnya.
"Jembatan yang tahun lalu masih dianggap sebagai penyebab sumbatan sampah di musim penghujan ini kini sudah berubah. Di peringatan Imlek yang selalu diidentikkan dengan hujan, saya tak was-was di sini karena meski hujan deras sekalipun, takkan ada sumbatan sampah seperti dulu", ujar Bupati saat diwawancarai jelang keberangkatan para peserta kirab budaya Imlek.
Menurut Bupati, jembatan yang telah menelan anggaran sekitar Rp 4,9 miliar ini memang sejak awal dibongkar total dan dilebarkan 19x19 meter. "Selain itu, jembatan ini ditinggikan 1,6 meter. Dengan penataan aspal jalur lalu lintas 14 meter, trotoar sisi kanan dan kiri jembatan masing-masing dua meter", imbuh Haryanto.
Selain Bupati, Wakil Bupati Pati Saiful Arifin (Safin) bersama Forkompimda juga turut hadir pada kirab yang dimeriahkan pula dengan para peserta kirab dari luar kota seperti dari Kudus, Semarang, Lasem, Tegal, dan Ponorogo. Warga Pati pun tampak antusias dengan memadati sepanjang rute yang dilalui rombongan kirab budaya.
Dalam sambutannya, Bupati menjelaskan bahwa pawai budaya ini dilakukan dalam rangka peringatan tahun baru Imlek dan juga sekaligus untuk memberikan hiburan kepada masyarakat dan mengenalkan berbagai budaya yang dimiliki Kabupaten Pati.
"Spirit yang bisa kita ambil adalah betapa peringatan Imlek ini mampu mempersatukan satu dengan yang lain dan memberikan contoh yang baik tentang kebersamaan, kedamaian, serta kecintaan pada budaya dan tanah air ", pungkasnya. (fn3/FN/MK)