Posted on 31 Mar 2019
Pelaksanaan Simulasi ini diselenggarakan Iayaknya pencoblosan sesungguhnya. Hanya yang membedakan nama partai diganti dengan nama buah buahan, surat suara DPD dan pilpres hanya dibuat gambar kotak kosong. Simulasi pemungutan suara dimulai jam 07.00 sampai jam 13.00. Usai jam 13.00 akan dimulai konsep penghitungan surat suara di tingkat TPS sampai selesai.
Dalam sambutannya Bupati menyampaikan simulasi ini harus dilaksanakan sesuai pemungutan suara yang sesungguhnya, meskipun para undangan belum lengkap tetap harus dimulai jam 07.00 dan juga pemilihnya adalah warga yang terdaftar di DPT ( TPS tempat simulasi di desa Siti luhur) jadi tidak ada rekayasa.
Untuk penghitungan di PPPK yang tempatnya tidak memungkinkan hal ini akan menjadi persoalan tersendiri bagi para petugas, semakin bnyak jumlah TPS nya banyak maka semakin banyak tugas karena harus mengawal, mengingat kotak suara yang sekarang beda dengan yang dulu, karena kotak suara hanya maksimal boleh ditumpuk 4.
"Besok Senin 1 April baru kita rapatkan dengan forkompimda dan Selasa paginya 2 April akan kita undang Muspika untuk membeeikan sosialisasi secara teknis ke desa desa," ujar Bupati. Dilaksanakan simulasi ini aagar diketahui pemetaan sehingga diinventaris persoalannya kelebihan dan kekuranganya untuk di pakai rapat pada saat senin malam sebagai evaluasi.
"Mudah-mudahan simulasi ini memberikan pemikiran kita, untuk anstisipasi kelemahan-kelemahan kita, yang terpenting adalah kita bersama-sama jangan saling mencari kebenaran sendiri tetapi kita mencari kekompakannya," Harap Bupati.
Pelaksanaan pemilu walaupun sudah berulang kali dilakukan, tetapi kali ini berbeda karena adanya pemilihan presiden dengan legislatif. Sehingga dibutuhkan lebih banyak pemantau yang ada di lapangan. "Lebih baik biar tidak ada kecurigaan kalau perlu momen-momen penting di dokumentasikankan kalau nanti ada yang protes bisa menjadi bahan untuk argumen," pungkas Bupati. (po2/PO/MK)