Kreatif, Dua Guru Asal Tayu Ciptakan Tarian Tradisional

Posted on 05 Nov 2017


Kreatif, Dua Guru Asal Tayu Ciptakan Tarian Tradisional

Tari kolosal jadi penampilan memukau warga. Pentas yang digelar di lapangan Desa Pundenrejo, Kecamatan Tayu itu sedot perhatian penonton. Sebanyak 72 pelajar yang tampil. Puluhan penari dari Sanggar Tari Kusuma Dewi, Tayu Kulon tersebut membawakan dua tarian. Yakni Tari Rongkek dan Tari Menyang yang merupakan hasil karya dari guru tari dari Kecamatan Tayu yakni Sri Ismurtati dan Mustisa.

Pencipta Tari Menyang, Sri Ismurtati mengatakan, Tari Rongkek yang disuguhkan bercerita tentang keluwesan para remaja di masa pubertas untuk menunjukkan siapa dirinya. “Jadi itu merupakan wujud kegembiraan. Di mana menggunakan gerak-gerak yang dinamis ungkapan remaja di masa pubertas,” jelasnya. Untuk Tari Menyang, kata menyang yang dimaknai sebagai aktivitas mencari ikan itu merupakan sebuah identitas secara geografis wilayah Kecamatan Tayu. Menurutnya, Tari Menyang menjadi gambaran gerak tentang aktivitas masyarakat Tayu yang bermata pencaharian sebagai nelayan.

“Jadi dua tari itu menggambarkan adanya ungkapan kegembiraan sebagaimana remaja, namun tetap menunjukkan identitasnya sebagai masyarakat di wilayah Tayu,” jelasnya. Para penari, berasal dari berbagai sekolah di wilayah Kecamatan Tayu. Dengan usia paling muda 7 tahun hingga 17 tahun. Ia menyebutkan, untuk Tari Menyang, persiapan untuk pertunjukan selama tiga bulan. Untuk Tari Rongkek selama dua minggu. “Anak-anak memang sudah berbakat dalam tari, dan notabene merupakan anak didik dari Sanggar Kusuma Dewi,” pungkasnya. (fn/FN/MK)