Kinerja Terdampak Corona, Bumdesma Targetkan Pembagian Deviden di 2021

Posted on 30 Jun 2020


Kinerja Terdampak Corona, Bumdesma Targetkan Pembagian Deviden di 2021

Bertempat di Ruang Pragolo Sekretariat Daerah Kabupaten Pati, Wakil Bupati Pati Saiful Arifin (Safin), hari ini, menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan PT Maju Berdikari Sejahtera Pati (PT MBSP) dan PT Mitra Desa Pati (PT MDP) yang merupakan anak perusahaannya.

PT MBSP sendiri merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki 159 desa di Kabupaten Pati. Sehingga, menurut Wabup, perusahaan ini juga disebut sebagai Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma).

PT MBSP memiliki lini usaha utama klinik kesehatan pratama yang mengusung nama Klinik BUMDes Sehat. Hingga kini, lanjut Safin, telah ada lima klinik yang didirikan. Selain itu, PT MBSP juga memilki lini usaha co-working space.

Tak hanya itu, melalui anak usahanya, yakni PT MDP, yang didirikan dengan bekerja sama dengan PT Mitra BUMDes Nusantara, PT MBSP juga memiliki lini usaha di bidang infrastruktur dan pertanian.

Wakil Bupati Saiful Arifin menuturkan, jika melihat laporan performa perusahaan di tahun pertama ini, hasilnya belum cukup menggembirakan. Sebab, sektor yang dikerjakan, yakni kesehatan, saat ini sangat terdampak pandemi virus corona.

“Secara garis besar, di usaha ini kita punya mimpi yang besar. Meski tidak gampang mewujudkannya, bukan berarti tidak bisa. Untuk itu, mari 159 desa pemilik saham, ayo kita sama-sama memajukan usaha ini,” ajak Safin.

Ia juga berpesan kepada jajaran direksi agar pengelolaan bisnisnya tidak hanya di atas kertas, melainkan operasional riil juga dijalankan dengan baik sehingga bisa memberikan keuntungan bagi desa-desa yang telah menanamkan sahamnya.

Safin menyadari, untuk mencapai Break Even Point (BEP), atau lebih jauh lagi laba, perusahaan memang butuh proses.

Ia mencontohkan, sebagaimana disampaikan Bupati Haryanto, BPR BKK saja sempat merugi 10 tahun sebelum memperoleh laba. Namun demikian, ia menegaskan, ini tidak bisa dijadikan alasan bagi direksi PT MBSP.

“Bukan berarti nanti Mas Reza (Direktur PT MBSP) 10 tahun tidak memberi pendapatan pada pemerintah desa. Kalau seperti itu ya patut diganti. Tapi ini baru satu tahun, mari kita berharap bersama agar usaha yang kita jalankan dengan prinsip ekonomi gotong-royong ini bisa kita kembangkan demi kepentingan masyarakat. Karena, bagaimanapun, modal usaha perusahaan ini ialah uang desa, uang rakyat. Ini sama seperti BUMN dan BUMD, tujuannya untuk kepentingan masyarakat,” tegas dia.

Sementara itu, Direktur Utama PT MBSP Reza Adiswasono menuturkan, sejauh ini, perusahaan yang ia pimpin telah membangun lima klinik pratama. Seluruhnya telah terkoneksi dengan BPJS.

Hingga akhir 2019, sudah ada 1.900 pasien BPJS terdaftar. Adapun hingga Mei 2020 lalu tercatat sudah 4.000 lebih pasien BPJS terdaftar di Klinik BUMDes sehat. Artinya, menurut Reza, sudah ada tren kenaikan kurva kapitasi.

“Untuk BEP, minimal ada 8 ribu sampai 10 ribu pasien. Target tahun ini bisa tercapai. Memang sejak ada pandemi corona ini, sampai Juni ini, kami belum bisa lakukan sosialisai masif. Namun, mudah-mudahan Juli-Agustus nanti kami bisa tingkatkan lagi, sehingga klinik kami bisa mencapai kapitasi sesuai target,” ungkap dia.

Mengenai performa anak usaha PT MBSP, yakni PT MDP, Reza menyebutkan, perusahaan yang bergerak di sektor infrastruktur dan pertanian itu sudah bisa meraih untung sejak tahun pertama ini.

Terakhir, dalam lini usaha co-working space yang sekaligus digunakan sebagai kantor perusahaan, Reza mengatakan, tempat tersebut sudah mulai disewa oleh berbagai pihak.

Usaha kafe yang ada di dalamnya pun berjalan cukup baik. Karena pada dasarnya merupakan kantor, dan pertumbuhan co-working space dilihat dari performa bisnis, menurutnya, sudah cukup baik. Namun, semenjak ada pandemi, performa kafe dan persewaan tempat, sedikit mengalami penurunan.

Ia menargetkan, pada 2021 perusahaan sudah bisa memperoleh laba dan membagikan deviden pada para pemilik saham. (fn3 /FN /MK)