Posted on 31 Mei 2022
Bupati Pati Haryanto didampingi Wakil Bupati Saiful Arifin (Safin), dan Direktur Pembangunan Jembatan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Yudha Handita Pandjiriawan, serta perwakilan PT Bukaka Teknik Utama selaku kontraktor rekanan, Selasa (31/5), melakukan pengecekan di Jembatan Juwana yang segera dibongkar.
Pembongkaran Jembatan Juwana merupakan bagian dari proyek penggantian dan atau penduplikasian 37 jembatan Callender Hamilton (CH) se-Pulau Jawa oleh Kementerian PUPR. Selain melakukan pengecekan di Jembatan Juwana, mereka juga memonitor jalur lingkar selatan Juwana yang nantinya akan digunakan sebagai jalur alternatif.
Dalam kesempatan itu, Bupati Pati Haryanto mengatakan bahwa ini merupakan kali kelima pihaknya memastikan persiapan jalur alternatif sebelum pembongkaran Jembatan Juwana dilakukan.
"Apabila jalur alternatif ini sudah ada, masyarakat sudah diinformasikan dan disosialisasikan maka pada saatnya nanti, akan dilakukan pembongkaran. Kan kita tahu bahwa selama ini telah dibuatkan jalur - jalur yang sekiranya tidak menyebabkan kemacetan", paparnya.
Sehingga saat pembongkaran nanti dilakukan, lanjut Haryanto, asalkan dari arah Bumirejo ditutup dan terdapat jalur alternatif, maka tidak akan menjadi persoalan. Kalau pun terjadi kemacetan, masih bisa diurai dari titik kemacetan.
"Ada nanti yang dipasang barier beton dari arah Bumirejo agar tidak dipindahkan oleh warga. Insya Allah lah bulan Juni ini bisa dilakukan pembongkaran. Namun semua tergantung persiapan dari rekanan dalam mempersiapan jalur alternatif. Kalau dalam waktu 1 minggu sudah selesai disiapkan ya bisa dilakukan pembongkaran", terang Bupati.
Di kesempatan yang sama, Direktur Pembangunan Jembatan menambahkan bahwa pihaknya melakukan orientasi lapangan tersebut, adalah dalam rangka melakukan segala persiapan sebelum benar - benar dilakukan pembongkaran.
"Kita mempersiapkan, jangan sampai ketika nanti dibongkar, jalur alternatif ini macet. Meskipun macet, jangan sampai macetnya parah dan melewati jalur - jalur yang bukan haknya. Kendaraan itu kan ada kapasitas - kapasitasnya kan? Ada kapasitas besar, kecil dan seterusnya. Kalau jalur yang disediakan untuk kendaraan kapasitas kecil dilewati kendaraan besar, ya jebol", jelasnya.
Oleh karena itu, Yudha meyakinkan bahwa nantinya kendaraan - kendaraan tidak akan melewati jalur - jalur alternatif yang tidak terarah. Pihaknya pun berharap masyarakat tidak melewati jalur alternatif milik sendiri. Ia berpesan agar masyarakat pengguna jalan mengikuti jalur yang disediakan oleh pemerintah. Dan apabila timbul kekurangan, maka pihaknya akan melakukan evaluasi. (fn1 /FN /MK)