Posted on 06 Sep 2017
Sampah yang menggunung di belakang Pasar Winong Kecamatan Winong, membuat para pedagang dan pembeli risih. Sampah yang menumpuk tidak segera diambil oleh petugas kebersihan. Padahal baunya sangat menyengat.
Tresno Utomo, warga Desa Kebowan, Kecamatan Winong mengatakan, sampah yang menggunung di wilayah kios yang berada di belakang pasar mengganggu. Apalagi sampah yang kian hari mengalami pembusukan tidak segera diambil petugas.
”Intensitas pengambilan sampah sendiri tidak sering dan tidak memiliki jadwal yang tetap. Saya juga tidak pernah melihat petugas kebersihan membakar sampah untuk sekedar mengurangi bau atau jumlah sampah yang ada saat sore hari,” katanya.
Tempat pembuangan sampah ini, dulunya cukup luas. Tetapi sekitar 2015 lalu telah dilakukan pengurukan sampah dengan tanah dari pihak terkait. Sehingga luasan area sampah berkurang cukup banyak. ”Sangat disayangkan untuk tempat pembuangan sampah yang ada juga tidak diberi beton khusus yang dapat menjaga sampah tidak tercecer ke mana-mana,” imbuhnya.
Muryanti, pedagang daging ayam di Pasar Winong, mengaku pihaknya harus bersabar karena mendapat kios di belakang pasar yang dekat dengan tempat pembuangan sampah. Bau serta kerumunan lalat yang juga terpaksa diabaikan Muryanti dan beberapa pedagang lain di sekitarnya.
”Sebenarnya kami juga ingin pindah ke lokasi yang bersih dan nyaman. Tetapi mau bagaimana lagi, kami tidak bisa berbuat apa-apa karena dapatnya di sini (dekat gunungan sampah),” keluhnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pasar Winong Sodiq mengatakan, untuk masalah sampah yang menggunung ia mengimbau para pedagang mengajukan laporan tertulis ke pihak pasar. ”Karena untuk aduan berupa lisan saja tidak bisa kami jadikan sebagai dasar untuk bahan laporan kepada Dinas Perdagangan dan Perindustrian, selaku dinas terkait yang menangani pasar. Jadi pedagang kami imbau untuk membuat aduan tertulis jika memang terganggu keberadaan sampah tersebut,” kilahnya. (fn/FN/MK)