Posted on 19 Okt 2017
Musim kemarau berakhir, para pedagang kambing di Pasar Hewan Botok, Kecamatan Winong sepi pembeli. Aktivitas pasar juga hanya diramaikan dengan banyaknya pedagang kambing.
Kondisi itu diperparah dengan penurunan harga hewan ternak yang merosot tajam. Menurut para pedagang, hal ini dikarenakan daya jual masyarakat yang cenderung tinggi untuk keperluan jelang musim tanam pertama (MT1).
Salah satu pedagang Karmani mengatakan, untuk saat ini penurunan harga kambing dikisaran Rp 300.000 ribu per ekor. Seperti contoh saja, untuk kambing yang beberapa waktu lalu memiliki harga Rp 2,5 juta sekarang hanya Rp 2,2 juta.
“Malahan, para pedagang sering merugi lantaran harus menjual barang dagangannya dengan harga murah,” keluhnya.
Warga lain, Supeno menambahkan, para pedagang yang memiliki modal besar bisanya ketika keadaan pasar seperti ini lebih memilih untuk memelihara kambingnya agar lebih gemuk lagi. Sehingga, ketika daya beli kambing masyarakat meningkat memiliki keuntungan yang lebih.
“Tetapi, untuk pedagang kecil malahan merugi lantaran harus menjual barang dagangannya di bawah harga agar cepat laku,” bebernya.
Saat ini, memang harga kambing cenderung mengikuti daya beli masyarakat lantaran belum ada pangsa pasar untuk daging kambing. “Mungkin, kalau ada penyerapan daging kambing seperti daging sapi. Para peternak dan penjual akan menemui harga yang bagus sepanjang waktu,” pungkasnya. (fn/FN/MK)