Posted on 17 Nov 2017
Menjadi guru Sekolah Dasar harus sabar dan kreatif. Begitulah Ervina Uli Maulida, wali kelas II SD N Sendangrejo, Tayu. Bu Fina, panggilan akrabnya mengaku kesabaran dan kreativitas guru menjadi hal pokok ketika menghadapi siswa. Terutama siswa yang memiliki tingkat keaktifan tinggi, pemarah dan bahkan masih suka ngompol di kelas.
"Saya pernah punya pengalaman seperti itu. Dan itu menyenangkan sekali," ungkap alumni UPGRIS Fakultas Pendidikan Jurusan PGSD 2014 tersebut.
Meski sempat kerepotan, namun guru kelahiran Pati, 24 September 1992 ini mengaku harus segera kembali kepada pandangan bahwa anak bukanlah orang dewasa yang terperangkap di dalam tubuh yang kecil. "Anak-anak ya memang kepribadian anak. Baik pemikirannya, kesadarannya, perilakunya. Maka harus penuh kesabaran dan kreatif," ungkap warga RT 01/RW 02 Desa Kalikalong, Tayu.
Bu Fina mengatakan, cara pendekatan personal juga penting dilakukan. Dalam Bahasa Jawa, kata Fina, "dibombong" agar besar hatinya sehingga tergerak untuk melakukan sesuatu. "Terutama yang langsung berhubungan dengan orang tua. Karena mereka setiap hari langsung mengalami," ujarnya.
Kreativitas guru juga sangat menentukan untuk perkembangan diri anak. Baik dalam bidang pencapaian nilai pendidikan maupun perilaku keseharian. "Kreatif itu sesuai peristiwa dan ruang waktunya. Misalnya penggunaan LCD, dan anak-anak melihatnya sebagai hal yang menyenangkan. Itu salah satu contoh konkritnya," jelas guru yang juga mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas IV, V dan VI tersebut.
Selain itu, ujar Bu Fina, juga bisa dilakukan pembelajaran di luar kelas seperti di halaman, atau berkeliling ke lingkungan sekolah. Hal-hal di lingkungan yang ditemukan dan direspon anak-anak harus menjadi hal yang fokus untuk dihubungkan dengan materi pelajaran. "Jika anak aktif dan senang, gampang nyantel dan mudah diingat. Karena mereka tidak merasa tertekan harus belajar. Jadi, guru itu jangan sampai kehabisan akal," jelasnya.(po/PO/MK)