Posted on 28 Jan 2022
Sejumlah riset menunjukkan 75% pengguna internet hanya memperhatikan hasil pencarian Google pada halaman pertama. Saat seseorang di luar Pati mendapatkan tawaran investasi di Bumi Mina Tani maka riset awal yang bisa dilakukan investor adalah dengan mengetikkan kata kunci "kota pati terkenal dengan". Demikian halnya jika ada pria luar Pati yang tertarik meminang gadis Pati. Mereka sedikit banyak tentu ingin tahu tentang Pati.
Ironisnya saat kolom pencarian Google diketikkan "kota pati terkenal dengan", maka dua artikel teratas yang terindex di halaman pertama Google adalah Pati sebagai kota dukun dan kota tempat praktek prostitusi.
Itulah yang kemudian menjadi keprihatinan banyak pihak, termasuk Wakil Bupati Pati Saiful Arifin (Safin) pun kerap menyampaikan kegundahan itu di berbagai forum. "Jangan sampai buka Google yang terkenal malah LI", ujarnya saat menghadiri rapat koordinasi penanganan LI, hari ini (28/1), di kantor Setda Pati.
Padahal, imbuhnya, banyak dari Pati yang positif, misalnya surplus padinya yang tiga kali dari total kebutuhan penduduk Pati. "Belum lagi sektor perikanan laut dengan kapal-kapal Gross Tonnage (GT)-nya yang besar", tambahnya.
Semakin besar GT, semakin banyak tangkapan ikan yang didapat. Maka tak mengherankan bila Pati masuk dalam tiga daerah tangkapan ikan terbesar di Indonesia. "Armada kapal nelayan Pati juga jadi salah satu yang paling hebat di Indonesia. Tapi semua itu kalah dengan berita-berita bermuatan kontroversi dan sensasi seperti LI", imbuh Safin.
Warga Pati saat ini, tambah Wabup, nantinya akan punya anak cucu yang tentu akan mewarisi stigma dan citra Kabupaten Pati. "Jangan sampai, anak-anak kita saat studi ke luar kota justru menjadi bahan ledakan kawan-kawannya lantaran lekatnya image negatif LI dengan citra Pati", pungkasnya. (FN /FN /MK)