Posted on 26 Sep 2017
Saat ini masih banyak ditemui kasus pernikahan dini di Kabupaten Pati. Hal itu menjadi keprihatinan, sebab pernikahan dini menjadi salah satu faktor munculnya berbagai persoalan baru di tengah masyarakat.
Kepala Desa Pulorejo, Winong Sukiswanto mengatakan, pihaknya masih sering menemui warganya yang melakukan pernikahan dini. Itu dilatarbelakangi berbagai hal, mulai faktor ekonomi hingga hamil di luar nikah.
“Saat ini kebanyakan terjadinya pernikahan dini dikarenakan faktor ekonomi. Banyak orang tua yang memilih menikahkan anak perempuannya karena tidak memiliki biaya untuk menyekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi,” katanya kemarin.
Lanjutnya, pergaulan serta pemantauan yang kurang dari orang tua juga menjadi salah satu faktor penyebab masyarakat melangsungkan pernikahan dini. Menurutnya, seharusnya ada progam dari pemerintah daerah maupun pusat sebagai langkah untuk menekan angka terjadinya pernikahan dini.
“Mungkin saja, ada progam pelatihan yang ditunjukkan pada anak yang lulus SMA. Meski orang tuanya tidak bisa menyekolahkan hingga perguruan tinggi, anak-anak memiliki kesibukan untuk tetap berkreasi. Sehingga, mereka tidak berfokus pada pernikahan,” bebernya.
Ia berharap, orang tua lebih waspada dalam memantau pergaulan anak. Sehingga kejadian yang tidak dinginkan seperti hamil di luar nikah tidak terjadi pada anak di bawah 21 tahun. Orang tua juga harus meningkatkan pola pikir yang lebih maju.
“Jadi pemikiran orang tua harus lebih luas. Bukan berarti jika sudah dinikahkan, persoalan ekonomi dan lainnya bisa terselesaikan. Bahkan, pernikahan dini juga bisa memunculkan persoalan baru ke depannya,” urainya.
Ia menjelaskan, pernikahan dini dapat menimbulkan masalah sosial. Diantaranya sumber daya manusia (SDM) pada perempuan atau laki-laki yang masih muda, belum memiliki pemikiran yang luas. Sehingga, ketika pasangan yang terlalu muda mempunyai anak, dikhawatirkan anaknya tidak terurus atau sebagainya. (fn/FN/MK)