Posted on 06 Okt 2018
Jelang Pemilu Serentak 2019, Bupati Pati Haryanto meminta masyarakat Kabupaten Pati tetap tenang dan cermat dalam menyambut pesta demokrasi itu. Hal itu diungkapkan Bupati saat menghadiri Deklarasi Pemilu Damai di halaman Plaza Pragola, Sabtu pagi (6/10).
Bupati Pati Haryanto juga berpesan kepada masyarakat serta media massa, agar lebih cermat saat memahami suatu informasi. Pihaknya, Kapolres Pati serta Dandim 0718/Pati sering menyampaikan statemen demikian dengan tujuan agar Pemilu 2019 tidak terkomtaminasi isu bohong atau adu domba.
"Diharapkan, masyarakat juga jangan begitu saja memahami pemberitaan yang beredar. Sebab biasanya kondisi sebenarnya tidak seperti apa yang diberitakan," terangnya.
Bupati menegaskan, agar Pemilu Serentak 2019 berjalan dengan baik, setidaknya ada empat komponen yang harus dipenuhi. Yakni mulai dari KPU dan jajarannya, Bawaslu, partai politik, dan calon legislatif.
"Gesekan yang sering kami lihat adalah gesekan antar calon yang masih satu partai. Karena di satu dapil nanti akan terjadi perlombaan sebab mereka akan berlomba untuk mendapat suara terbanyak," ujarnya.
Oleh karena itu, Bupati menghimbau agar para penyelenggara dan peserta harus proporsional serta profesional dalam menjalankan tanggung jawab. Meski saat ini masih belum ada permasalahan, tetapi kejadian yang tidak diinginkan setidaknya harus bisa diantisipasi.
"Hal ini dikarenakan masih belum mendekati proses pencoblosan. Sebab, nanti ketika sudah mendekati hari pencoblosan dimana surat undangan pencoblosan sudah dibagikan, kondisi krusial biasanya mulai timbul," paparnya.
Dengan ini Bupati berharap, pihak penyelenggara masih memiliki waktu untuk mengurangi persoalan yang ada seperti daftar pemilu ganda. Oleh karena itu, pada kesempatan itu Bupati Haryanto meminta Bawaslu Pati agar bisa menciptakan pemilu damai tanpa ada pelaporan, seperti Pemilihan Kepala Daerah dan Pemilihan Gubernur belum lama ini.
"Forkompimda tetap mendukung karena ini merupakan event nasional yang harus berjalan baik. Kami sudah fasilitasi, sehingga diharapkan Pati bisa menjadi contoh karena Pati merupakan tempat studi penyelenggaraan pesta demokrasi seperti calon tunggal dan juga permasalahan pemilu lainnya," tandasnya. (po1/PO/MK)