Posted on 13 Des 2017
Usaha membatik di Kecamatan Kayen terus berkembang. Seperti usaha batik yang ditekuni di Desa Durensawit ini. Para pembatik diarahkan tentang sejarah kehidupan tokoh yang legendaris yakni Saridin atau Syekh Jangkung. Hal ini dibuktikan dengan corak batik yang didominasi gambar kelapa, lele, jambu, pohon asem, duren dan daun jati.
Asih Subekti, pembatik asal Desa Durensawit, Kecamatan Kayen mengatakan, batik di desanya memiliki dua motif. Motif pertama ialah batik yang bergambar kelapa, jambu dan pohon asem. Kedua, motif batik bergambar lele, duren dan jati.
”Kami memang sedang mengembangkan motif batik yang berhubungan dengan Syekh Jangkung. Beliau menjadi tokoh legendaris. Selain itu, agar batik di sini juga mempunyai ciri khas untuk menembus pasar nasional bahkan internasional,” ujarnya.
Dijelaskan, motif batik durian melambangkan sejarah pertengkaran antara Saridin dengan kakak iparnya, yakni Branjung. Sementara, untuk ikan lele mempunyai makna sejarah kesaktian Saridin saat menjadi santri Sunan Kudus.
”Sedangkan buah kelapa melambangkan sejarah Syekh Jangkung saat bertapa di lautan lepas hanya dengan bantuan dua buah kelapa, sehingga sampai di Palembang,” imbuhnya.
Batik yang sedang ditekuni warga setempat masih dikerjakan dengan tenaga manual. Sehingga untuk menyelesaikan satu periode pembatikan memerlukan memerlukan waktu tiga minggu. ”Adapun untuk pemasarannya, kami meminta bantuan UPK (unit pengelola kegiatan) Kayen. Batik Saridin ini menceritakan sejarah tentang waliyullah sebagai warga asli Desa Durensawit,” terangnya.(fn/FN/MK)