Posted on 13 Sep 2017
Cuaca yang tidak menentu, membuat perkembangan hama kaper berkembang pesat di lahan pertanian. Para petani bawang merah di kecamatan Jaken khawatir, hasil panennya nanti tidak maksimal.
Hal ini dikarenakan, telur kaper yang menetas di dalam daun bawang yang menggerogoti daun serta umbi bawang merah. Para petani juga berharap hasil panen pada musim tanam kali ini mengalami peningkatan, sehingga dapat menutup kerugian yang dialami oleh petani bawang merah beberapa waktu lalu.
Menurut Suparjan, petani asal Dukuh Telanaan Desa Sukoruku, para petani hanya bisa mencegah masuknya telur hama tersebut dengan cara menyemprot pestisida pada daun bawang merah. Harapanya dapat menekan hama tersebut tidak bisa berkembang biak sehingga tidak mengakibatkan gagal panen.
”Padahal masyarakat sini kebanyakan modalnya dari hutang, setelah panen baru dibayar. Ditambah lagi dengan harga pestisida dan perlengkapan pertanian lain yang setiap bulannya mengalami kenaikan,” bebernya.
Harga perlengkapan pertanian seperti insektisida serta pupuk untuk tanaman bawang merah setiap bulannya dipastikan mengalami kenaikan harga dari Rp 500 sampai Rp 1.000. ”Dengan kenaikan harga tersebut para petani juga tidak merasa kalau dari waktu ke waktu biaya produksi pertanian mengalami peningkatan,” imbuhnya.
Harga panenan saat ini cenderung mengalami peningkatan dari minggu sebelumnya. Harga panenan terendah berada dikisara Rp 10.000 per kilogram sampai dikisaran tertinggi Rp 18.000 per kilogram.
Tetapi petani sangat menyayangkan, karena kisaran harga panen yang cenderung meningkat tersebut dimungkinkan hanya berlaku saat sekarang ini saja. ”Biasanya saat tanaman bawang merah milik petani masih berusia muda seperti saat ini harga pasaran cenderung meningkat. Tetapi ketika tanaman bawang merah sudah berusia tua maka harganya kembali turun secara derastis,” paparnya.
Selisih harga panen biasanya pada kisaran Rp 5.000 per kilogram. Sehingga ketika di kalikan dengan jumlah panenan petani sehingga selisihnya akan meningkat. ”Ketika dikalikan dengan jumlah panenan minimal 1 ton saja, selisih harga panenan akan mencapai 5 juta,” pungkasnya.
Para petani bawang merah beraharap, agar pemerintah juga memperhatikan nasib para petani sehingga tidak terus mengalami peningkatan biaya produksi. Ditambah dengan hama yang seiring bertambahya waktu mengalami perkembangan yang menghawatirkan. (fn/FN/MK)