Hadiri Rakor Inovasi Intervensi ACS, Bupati Paparkan Langkah-Langkah Penanggulangan Stunting

Posted on 04 Nov 2019


Hadiri Rakor Inovasi Intervensi ACS, Bupati Paparkan Langkah-Langkah Penanggulangan Stunting

Bupati Pati hari ini memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Inovasi Intervensi Aksi Cegah Stunting (ACS) di Kabupaten Pati. Rapat ini digelar di ruang Pragolo Setda Kabupaten Pati pada Senin (4/11), dan diikuti oleh 12 Desa yang menjadi lokasi khusus penanganan stunting.

Haryanto dalam arahannya mengatakan bahwa saat ini semenjak Kabupaten Pati ini dikategorikan stuntingnya presentasenya cukup tinggi, pihaknya sudah mengambil langkah-langkah untuk menanggulangi hal tersebut.

"Kemarin saat saya rapat selaku ketua Dewan Ketahanan Pangan juga fokus pada penanganan stunting. Kemudian bersama dengan Dinas Kesehatan beberapa waktu yang lalu kita kumpulkan para kepala Puskesmas dan bidan untuk verifikasi data faktual yang berkaitan dengan stunting", ujarnya.

Kemudian, lanjut Bupati, pihaknya bersama kepala Bappeda kemudian Dispermades, serta Dinas Kesehatan juga datang ke Jakarta dalam rangka penandatanganan MoU tentang tindak lanjut permasalahan stunting.

"Jadi memang ada intervensi maupun perhatian dari pemerintah pusat. Oleh karena itu, hari ini kita kumpulkan agar lahir kesamaan penanganan mulai dari kabupaten, kecamatan khususnya Puskesmas hingga ke desa", tegasnya.

Haryanto juga menegaskan bahwa, penanganan stunting tidak hanya berkutat pada rapat koordinasi. Sebab menurut Bupati, yang terpenting adalah action - nya karena tahun 2020 nanti akan dialokasikan anggarannya terkait hal tersebut.

"Kalau kepala Bappeda ada anggaran mungkin terkait dengan pengkoordinasian. Kemudian Dispermades tidak hanya di lingkup dinasnya tetapi di desa nanti pun ada regulasi penggunaan dana desa yang juga diperuntukkan bagi penanganan stunting. Jadi dana desa tidak hanya melulu untuk infrastruktur, tapi juga harus memikirkan pemberdayaan bidang kesehatan", imbau Haryanto.

Sementara itu, Asisten Perekonomian, Pembangunan, dan Kesra Sekda Kabupaten Pati, Edy Sulistiyono dalam laporannya mengatakan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kurang gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupan.

Stunting, lanjutnya, akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak anak stunting, dan bahkan dapat memicu penyakit kronis di masa dewasanya. "Dilaporkan bahwa pada 2020 Kabupaten Pati merupakan lokus stunting di Jawa Tengah. Hal tersebut harus ditangani secara serius dengan intervensi spesifik dan intervensi sensitif", ucapnya.

Edy menambahkan, intervensi spesifik dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan jajarannya. Intervensi sensitif, imbuhnya, untuk mengetahui penyebab tidak langsung.

"Sebagai masalah bersama bangsa, masalah stunting harus dihadapi bersama oleh seluruh elemen bangsa melalui program percepatan penanggulangan stunting melalui strategi nasional percepatan pencegahan stunting. Yaitu sebuah strategi jangka panjang terintegrasi yang mengedepankan konvergensi upaya intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif", terangnya.

Hadir dalam rapat tersebut, dihadiri Camat se-kabupaten Pati, perangkat daerah se-Kabupaten Pati, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Pati, ketua tim penggerak PKK, ketua Pokja 4 TP PKK Pati, PKK Kecamatan beserta Ketua Pokja 4, kepala desa lokus stunting di Kabupaten Pati, serta ketua tim penggerak PKK desa lokus stunting. (fn1/FN /MK)