Posted on 20 Jan 2018
Pemberdayaan masyarakat dalam ekonomi kreatif mulai dilakukan warga desa Gunungsari kecamatan Tlogowungu. Pengembangan desa wisata hutan pinus, merupakan kerjasama antara Perhutani dengam pemdes Gunungsari. Sedangkan pelaksanaanya diserahkan pada BUMDes wisata Gunungsari. Dengan memanfaatkan lahan Perhutani, wisata alam ini menyajikan keindahan hutan pinus yang terletak di pegunungan. Keberadaan wisata ini dinilai sangat menjanjikan untuk lebih dikembangkan.
Di Gunungsari ini, terdapat ikon yang banyak diminati wisatawan yaitu "gardu pandang".
"Spot selfi berbentuk bintang dengan latar belakang pemandangan pegunungan juga sangat menarik bagi pengunjung," jelas Rushadi Ketua BUMDes Wisata Gunungsari.
Selain itu pemandangan yang dipenuhi kabut juga dinantikan bagi pengunjung. Karena di jam- jam tertentu asap kabut menyelimuti sampai area obyek wisata.
"Sudah banyak pengunjung yang datang terutama hari Jumat, Sabtu apalagi Minggu. Baik lokal ataupun pengunjung dari luar daerah," imbuh Rushadi.
Selain menikmati pemandangan, pengunjung juga patut mencoba kuliner khas desa Gunungsari yaitu keripik empol gedang dan stik buah naga. Tak ketinggalan beberapa jenis kopi asli produk lokal diantaranya kopi lanang dan kopi deplok yang banyak dijumpai di warung sekitar obyek wisata. Obyek wisata ini juga dilengkapi fasilitas parkir dan MCK.
"Untuk tiket masuk kami menarik Rp 3.000,- sudah termasuk asuransi. Sistem bagi hasil adalah 70% untuk desa dan 30% untuk Perhutani setelah dipotong asuransi," ungkap Rushadi.
Kendati objek wisata ini tergolong baru, namun BUMDes wisata Gunungsari mengklaim telah mendapatkan manfaat dari objek wisata ini."
Alhamdulillah satu bulan setelah dibuka kami mendapatkan hasil kotor Rp 19.200.000 dari jumlah wisatwan. Belum lagi banyak masyarakat sekitar yang ikut menikmati hasilnya dari membuka warung di lokasi wisata" imbuhnya.
Rushadi pun mengisahkan, sebelum dibuka banyak pro dan kontra, terkait objek wisata baru ini. Namun setelah tahu manfaat dan peruntukannya semua masyarakat disini mendukung. "Bahkan petani dengan LHMD berinisiatif membuat jalan baru untuk akses jalan petani membawa hasil kebunnya, agar tidak mengganggu para wisatawan yang berkunjung. Selama ini akses jalan menuju obyek wisata memanfaatkan jalan yang biasa digunakan petani," beber Ketua BUMDes Wisata Gunungsari ini.
Geliat wisata di desa Gunungsari ini, rupanya tak lepas dari arahan, bimbingan dan motivasi dari PJ Kepala Desa Luky P. Narimo. "Dengan arahan dari PJ Kades ini, sehingga pemberdayaan masyarakat dalam ekonomi kreatif di desa kami bisa berjalan," ungkap Lasdi salah satu warga di lokasi wisata Hutan pinus Gunungsari. (Po2/PO/MK)