Gara-Gara Peraturan Bupati, Jajanan Kampung Ini Bakal Naik Kelas

Posted on 28 Apr 2018


Gara-Gara Peraturan Bupati, Jajanan Kampung Ini Bakal Naik Kelas

Tak hanya siswa yang mengenal naik kelas karena mulai minggu depan beberapa jajanan kampung dan makanan lokal Pati bakal meningkat kastanya. Pasalnya, secara bergilir, setiap harinya kuliner ini akan menjadi suguhan wajib di kantor Bupati tepatnya di Pendopo Kabupaten Pati.

Ini merupakan wujud penerapan Peraturan Bupati terkait makanan lokal yang wajib disuguhkan saat acara kedinasan. Hal ini dikemukakan Bupati di sela-sela Pencanangan Hari Kesatuan Gerak PKK dan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat tingkat Jawa Tengah yang baru-baru ini dipusatkan di Margorejo Pati.

Bupati mengaku ingin menggelorakan semangat untuk mengkonsumsi pangan lokal lewat program ini. "Dengan adanya ajang promosi makanan lokal seperti pada acara di Margorejo ini, kami berharap olahan pangan lokal juga bisa menumbuhkembangkan perekonomian di Pati dan lebih luasnya di Jawa Tengah. Sehingga, bisa mengurangi angka kemiskinan,” harapnya.

Bersama Dinas Ketahanan Pangan Bupati mengaku ingin mempopulerkan produk pangan lokal yang selama ini sudah mulai ditinggalkan. “Padahal, makan tersebut juga tidak kalah nikmat. Contoh, ini ada lemet, jajanan yang berbahan dasar dari ketela yang rasanya enak dan dikemas menarik dengan tetap menggunakan daun pisang sebagai pembungkusnya,” imbuh Bupati.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pati Sujono tak dapat menyembunyikan rasa syukurnya. "Ini inisiatif yang luar biasa, kami sangat mengapresiasi upaya beliau untuk memasukkan lemet dan makanan tradisional lainnnya sebagai salah satu suguhan ketika ada kegiatan di Pendopo", terang pria yang pernah menjadi Kepala Badan Lingkungan Hidup ini.

“Itu juga sekaligus akan menjadi ajang awal promosi dimana berbagai bahan baku pangan lokal bisa dibuat menjadi berbagai olahan,” bebernya.

Ketika makanan lokal sudah populer dan memiliki peminat yang banyak, Sujono yakin tidak akan ada kendala pada saat dipasarkan. Sebab, masyarakat yang memproduksi makanan lokal banyak dan bahan bakunya melimpah.

“Harapannya, untuk makanan lokal yang sudah menjadi icon pastinya akan bisa populer dengan sendirinya. Sehingga, bisa meningkatkan produktivitas masyarakat juga,” tandasnya. (fn2 /FN /MK)