Gara-Gara Angin Ribut, Tradisi yang Hampir Luntur Kini Tumbuh Kembali

Posted on 01 Des 2017


Gara-Gara Angin Ribut, Tradisi yang Hampir Luntur Kini Tumbuh Kembali

Angin ribut selain membawa dampak yang memprihatinkan ternyata juga mampu menumbuhkan kembali tradisi guyub gotong royong masyarakat di berbagai desa di Kabupaten Pati yang kemarin baru saja tertimpa bencana. Warga bersama jajaran Muspika (Forkompincam), Kapolsek, Danramil, dan BPBD bahu membahu membersihkan sisa puing-puing rumah, pepohonan, papan reklame, dan berbagai fasilitas umum yang terdampak angin ribut.

Suasana guyub rukun bergotong royong itu nampak saat Desa Karangrowo Kecamatan Jakenan dan Desa Sugiharjo Kecamatan Pati terkena angin ribut, kemarin. Puluhan rumah warga di wilayah Kecamatan Jakenan mengalami kerusakan, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat setelah diterjang angin ribut. Satu diantaranya, rubuh.

Peristiwa angin ribut menerjang rumah warga itu terjadi di Desa Karangrowo Kecamatan Jakenan, Kamis siang (30/11). Peristiwa itu, terjadi sekitar pukul 13.00. Saat itu tiba-tiba angin bertiup kencang, yang diikuti turunnya hujan.

Kades Karangrowo Kecamatan Jakenan Abdul Suyono membenarkan peristiwa terjadinya angin ribut yang menimpa sejumlah rumah warganya di Dukuh Putat RT 1/RW 2. Selain merusakan sejumlah rumah warga, angin ribut itu juga mengakibatkan satu rumah warga rusak parah rubuh, akibat tertimpa pohon yang tumbang.

“Dari jam 13.00 angin bertiup kencang, mengakibatkan 59 rumah warga rusak ringan, satu diantaranya rusak berat,” kata Abdul Suyono, kemarin. Satu rumah yang rusak parah karena terdampak terjangan angin ribut, milik Karni, 40 tahun. Dan sampai sekarang sejumlah warga masih menyingkirkan barang-barang yang masih berguna, dan membersihkan puing-puing dari reruntuhan material bangunan rumah.

“Jajaran Muspika (Forkompincam) Jakenan, Kapolsek, Danramil, dan BPBD juga nampak  bekerjasama membersihkan ranting-ranting pohon yang tumbang. Karena rumah yang rubuh itu, akibat tertimpa pohon,” terangnya.

Kades Karangrowo Kecamatan Jakenan Abdul Suyono menjelaskan, pihaknya masih mendata perkiraan kerugian material yang dialami warganya yang terdampak angin ribut ini. Untuk sementara waktu, keluarga korban dampak angin rebut ini, mengungsi ke rumah orang tuanya, yang tinggal berdekatan.

Selain mengakibatkan rumah warga rusak dan rubuh, angin ribut yang terjadi di wilayah Kabupaten Pati juga mengakibatkan tower antenna PDAM Tirta Bening Pati rubuh. Angin puting beliung juga kemarin  menerjang Desa Sugiharjo, Kecamatan Pati, Kamis (30/11). Akibatnya puluhan rumah rusak dan satu ambruk. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Perangkat Desa Sugiharjo Sumarno mengatakan, kejadian berlangsung sekitar pukul 12.00 WIB tadi. Pada saat itu, angin kencang disertai dengan hujan ringan berasal dari arah barat dan memasuki perkampungan warga. Dia menyebutkan, setidaknya ada 50 rumah warga yang gentengnya melayang dan satu rumah yang terbuat dari bambu, ambruk.

“Hampir semua genteng di rumah warga, rusak. Tadi ada juga tembok rumah yang ambrol karena dihantam angin puting beliung itu,” jelasnya. Pada saat kejadian, banyak warga langsung keluar rumah. Mereka takut apabila rumah yang ditempatinya roboh, sebab, angin bertiup begitu kencang. “Meskipun hujan, tadi banyak warga yang keluar rumah. Tentu mereka takut lah, apalagi sebagian besar rumah di sini terbuat dari bambu,” imbuhnya. Akibat angin kencang tersebut, warga kemudian bergotong royong membetulkan genting rumah mereka. Selain itu sejumlah pohon di dekat pemukiman juga banyak yang tumbang.  (FN /FN /MK)