Posted on 27 Okt 2017
TERLAHIR sebagai seorang perempuan, membuat anak asli Kabupaten Pati, Elina Lestariyanti terus belajar segala hal tentang keperempuanan. Terdidik di dunia aktivis kampus, mantan ketua LPSAP Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UIN Walisongo Semarang tersebut terus bergerak dalam lembaga sosial yang bekerja untuk pemenuhan hak-hak perempuan.
"Sebagai manusia yang dilahirkan sebagai perempuan, menjadi hal yang menarik untuk belajar tentang perempuan pula. Semacam belajar memahami diri," ungkap staf Divisi Advokasi di Legal Resource Centre (LRC) Keadilan Jender dan Hak Azazi Manusia (KJHAM) Semarang itu.
Dara yang akrab disapa Lina tersebut mengaku, selain bekerja untuk pemenuhan hak-hak perempuan yang miskin, rentan dan marginal, dirinya juga merasakan pengalaman ketika berproses dalam pemberdayaan perempuan.
Seperti ketika melakukan pendampingan kepada komunitas-komunitas perempuan di berbagai tempat. Dari berbagai kegiatan itulah, pemahaman tentang makna kesetaraan dan keadilan perempuan yang dahulu hanya didapat melalui bahan bacaan semakin berkembang.
Pengenyam pendidikan S1 Pendidikan Biologi UIN Walisongo Semarang yang baru saja menyelesaikan studi magister Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang itu memaparkan, dengan bergabung di lembaga sosial tersebut dapat memperluas wawasan.
"Selain itu juga bisa merasakan langsung, bersinggungan dengan realitas sosial. Kepekaan sosial pun semakin terasah," ungkapnya.
Selain itu, aktifis perempuan yang mengaku memiliki minat dalam kajian feminisme dan ekologi itu menambahkan, belajar di lembaga sosial juga menambah jaringan dan perkawanan lintas institusi dan lembaga.
Bahkan soal pembangunan kapasitas intelektual. Sebab terlibat aktif dalam penyusunan Peraturan Daerah (Perda) atau Peraturan Walikota (Perwal) tentang perempuan.
"Bagi saya itu menarik sekali, bisa belajar lebih banyak tentang perempuan," pungkas dara yang juga aktif mengajar di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini tersebut.(po/PO/MK)