Posted on 29 Nov 2017
Perkembangan zaman yang berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan material hidup, telah menggeser kecenderungan siswa dan santri dalam memelajari keilmuan agama. Bahkan penguasaan kecakapan umum menjadi kebanggaan ketimbang penguasaan ilmu agama.
Bahkan, Ketua Yayasan Salafiyah, Kajen, Ulin Nuha mengatakan, gairah memperdalam ilmu-ilmu agama menurun di kalangan siswa dan santri. "Kondisi sekarang, para siswa dan santri lebih cenderung menginginkan untuk menguasai ilmu-ilmu modern. Penguasaan life skill juga cenderung menjadi kebanggan. Padahal ciri khas santri adalah penguasaan ilmu-ilmu islam," ungkapnya.
Hal itu, kata Ulin, terlihat dari kesiapan para lulusan untuk langsung terjun ke masyarakat. Dikatakannya, para lulusan pesantren dan madrasah saat ini cenderung enggan mengaplikasikan ilmu-ilmu agama.
Hal itu disebabkan kurangnya penguasaan terhadap ilmu-ilmu tersebut. Dia menyontohkan, output atau lulusan madrasah sekarang tidak banyak yang siap langsung terjun ke masyarakat. Misalnya menjadi imam masjid atau musholla, mengajarkan ilmu-ilmu agama ke masyarakat. "Karena mereka merasa penguasaan ilmu umum lebih penting untuk menunjang pemenuhan kehidupan mereka," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan upaya untuk membangun ghiroh belajar para santri kepada keilmuan keislaman, terutama ahlussunah wal jamaah. Di antaranya dengan menggelar kegiatan seminar ilmiah. Selain itu juga pemberian sanad dan ijazah, sejumlah kitab kepada para guru di Yayasan Salafiyah.
"Kami ingin membangun ghiroh para santri untuk belajar ilmu-ilmu islam. Salah satunya dengan mendatangkan narasumber dari Mesir. Dan itu sudah berjalan secara berkala dan berkelanjutan," jelasnya. (fn/FN/MK)