Posted on 17 Okt 2017
Sebanyak 10 pasang finalis pemilihan Mas dan Mbak Duta Wisata (Duwis) Pati mengikuti karantina mulai Selasa (1/8) lalu. Seluruh peserta mendapatkan pembekalan dalam kegiatan yang berlangsung di Agrowisata Kebun Jolong, Gembong.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Pati Sigit Hartoko mengatakan, pemilihan Agrowisata Jolong sudah melalui berbagai pertimbangan. Diantaranya, dinilai memiliki wahana dan karakter yang pas untuk pembekalan. “Karantina ini juga bentuk penilaian melekat oleh dewan juri terhadap finalis,” katanya .
Ia menjelaskan, dalam karantina yang juga diikuti para alumni Duwis itu, peserta mendapatkan pembekalan materi terkait sejumlah hal. Diantaranya, tentang kepariwisataan, budaya, pengetahuan umum, public speaking hingga tata cara berpenampilan.
“Untuk tahun ini, kami melibatkan juri dari latar belakang psikolog RSUD RAA Soewondo Pati. Diharapkan, pembentukan karakter peserta bisa lebih meningkat dari sebelumnya,” paparnya.
Lanjutnya, dalam penyelenggaraan duwis setiap tahun selalu memunculkan inovasi. Hal itu dilakukan agar kemampuan para finalis lebih meningkat. Selain itu, dengan adanya inovasi bisa membuat penyelenggaraan duwis tidak membosankan.
“Kalau tahun lalu, pembekalannya di Waduk Gunungrowo, Desa Sitiluhur, Gembong. Sedangkan dua tahun sebelumnya, juga pernah ada kunjungan ke sejumlah tempat wisata lokal Pati, seperti ke Goa pancur Desa Jimbaran, Kayen,” urainya.
Ia menambahkan, untuk grand final duwis tahun ini akan diselenggarakan pada Jumat (3/8) di halaman bagian barat pasar Pragola, Margorejo. Dipilihnya lokasi tersebut bertujuan untuk mengenalkan masyarakat bahwa di Pati memiliki pasar sebagai pusat penjualan produk-produk khas Pati. “Ini juga sebagai usaha kami dalam memperkenalkan potensi wisata Pati. Kami berharap, setiap tahunnya kualitas penyelenggaraan duwis bisa meningkat,” harapnya. (po/PO/MK)