Posted on 17 Nov 2017
Keberadaan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Suryopati, Institut Pesantren Matholiul Falah (IPMAFA) Margoyoso, diharapkan bukan hanya menjadi wadah para mahasiswa untuk berkarya. Namun juga mampu melahirkan karya yang mampu menjawab persoalan di masyarakat.
Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan IPMAFA, Dimyati, mengatakan, keberadaan organisasi Teater Suryopati, tidak hanya berkutat di dalam kampus saja.
"Sebagai organisasi sosial dan budaya, Tetaer Suryopati juga harus mampu menjadi sebuah organisasi yang dapat berdiri di tengah masyarakat," ungkapnya dalam perayaan HUT Tetaer Suryopati, beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, lanjut Dimyati, Tetaer suryopati juga dituntut untuk mencari jati dirinya. Yakni dengan terus berinovasi dalam bentuk karya.
Hal senada juga dikatakan Dosen Pembimbing Teater Suryopati, Umar Farouq. Sebagai UKM mahasiswa bidang kesenian harus mampu menjawab segala jenis tantangan yang ada di masyarakat. Hal itu bisa dikemas dalam bentuk karya. Yakni karya yang dihasilkan bukan hanya bertindak sebagai kebutuhan kesenian itu sendiri melainkan merupakan jawaban atas berbagai persoalan di masyarakat.
"Oleh karena itu, Tetaer Suryopati harus dapat mengemas sebuah karya, untuk menjawab segala jenis tantangan itu," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Teater Suryopati, Ahmad Saifullah, mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan persiapan untuk anggota baru dengan berbagai bentuk pelatihan. "Dalam waktu dekat, kami akan melakukan workshop," ungkapnya.
Sejumlah anggota baru, kata Saif, juga telah mengikuti kegiatan yang baru saja dilakukan. Yakni peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, kemarin. Kegiatan tersebut bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Teater Suryopati ke 8.
Dalam rangkaian acara tersebut, juga sempat digelar pembacaan puisi selama 8 jam di halaman kampus IPMAFA, Sabtu (28/10) sejak pukul 08.30 hingga 16.30. Dilanjutkan dengan rangkaian acara yang berisi sejumlah pertunjukan seni yang dilaksanakan di aula. "Baik dari anggota Teater Suryopati, aktivis mahasiswa IPMAFA, juga sejumlah komunitas kesenian dari Kabupaten Pati dan sekitarnya. Seperti pentas pantomime, tari, musik akustik hingga monolog berjudul “Bukan Aku”.
"Semua itu, merupakan komitmen kami. Semoga bisa berkembang dan mampu berkarya yang bermanfaat untuk masyarakat," pungkasnya.(po/PO/MK)