Posted on 11 Nov 2017
Rumah baca “Omah Buku” di Desa Karangsari, Kecamatan Cluwak banyak diminati masyarakat umum dan pelajar di daerah itu. Pendiri dan penyediaan sarana seperti buku dan tempat merupakan sumbangan dari para pemuda dan komunitas yang ingin ikut mencerdaskan bangsa.
Sayangnya, keberadaan rumah baca tersebut belum mendapat perhatian dari pemerintah desa setempat. Menurut penturan sarga setempat, Dayat (27) mengatakan, kesan acuh pemerintah desa terlihat ketika pertama kali, dirinya dan para pemuda menyampaikan usulan mendirikan rumah baca kepada pemerintah desa. B
“Bukan mendukung, kepala desa justru terkesan menggembosi semangat membangun budaya baca. Padahal, program Rumah Baca jelas menjadi program desa di PKK. Namun tidak diindahkan. Bahkan ketika para pemuda menyampaikan hal itu, kepala desa justru menanggapi sinis,” kata Dayat.
Kades beralasan, membuat rumah baca tidak ada gunanya karena warga Desa Karangsari umumnya sudah kelelahan usai bekerja. Sehingga tidak sempat membaca buku.
Meskipun tidak mendapat dukungan dari Kades, namun warga dan pemuda setempat sudah memantabkan hati. Mereka tetap mendirikan rumah baca yang kini memiliki agenda rutin belajar bersama siswa setiap malam.
“Karena kepala desanya begitu ya apa boleh buat. Alhamdulillah, semua kami dapatkan secara sukarela dari teman-teman dan kenalan-kenalan yang peduli dengan pendidikan,” katanya. (fn/FN/MK)