Posted on 25 Agu 2017
Desa Sambiroto Kecamatan Tayu bakal mempunyai wahana wisata baru. Obyek wisata tersebut direncanakan berlokasi di kawasan hutan mangrouve yang terletak di sebelah timur desa.
Kepala Desa Sambiroto Sulistiono mengatakan, kawasan hutan mangrouve yang berada di sebelah timur wilayah desa Sambiroto akan dimanfaatkan untuk wahana pariwisata. Oleh karena itu, sejumlah persiapan langkah menuju pemanfaatan potensi desa dalam bidang pariwisata mulai dilakukan. Di antaranya menyiapkan akses jalan menuju lokasi kawasan wisata.
"Kami memang berencana membangun wahana untuk wisata di kawasan mangrouve itu. Saat ini persiapan yang kami lakukan adalah membangun jalan dan jembatan, akses menuju lokasi wisata," ungkapnya, kemarin.
Pembangunan akses jalan tersebut, direncanakan berbentuk jalur melingkar di tengah desa. Hal itu ditujukan untuk pengaturan arus lalu lintas demi kenyamanan pengunjung dan masyarakat setempat. Diperkirakan, pembangunan tersebut bisa diselesaikan pada tahun 2017. Selanjutnya, akan dilakukan penataan di kawasan obyek wisata.
"Kalau akses jalan sudah terealisasi semua. Nanti 2018 kami mulai melakukan penataan lokasi wisata. Seperti dibuatkan gazebo-gazebo dan gladak," ujarnya.
Disinggung terkait nama obyek wisata tersebut, Sulistiono mengaku, pihaknya belum menentukan secara pasti. Namun dikatakannya, wahana baru di kawasan hutan mangrouve tersebut bertajuk "Wisata Bahari Sambiroto".
"Namanya apa ya, ya intinya Wisata Bahari Sambiroto. Kami juga bekerja sama dengan kelompok peduli lingkungan," ujarnya.
Sulistiono menegaskan, nantinya, kawasan wisata dengan jarak tempuh sekira 2 Km dari pintu masuk desa tersebut bakal dikelola masyarakat setempat. "Semoga berjalan lancar," timpalnya.
Sementara itu, seorang warga, M Khoirun Nadzif menanggapi positif geliat perkembangan di desanya. "Sangat bagus jika memang benar mangrove itu mau dijadikan destinasi wisata desa. Asalkan dikelola dengan baik oleh desa," ungkapnya.
Pemuda yang pernah menjabat sebagai Ketua Forum Komunikasi Teater Kampus (Fotkas) Semarang itu memaparkan, keberadaan wahana wisata di desa bisa mengurangi pengangguran dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. "Selain itu juga mengenakan desa kepada masyarakat luas. Soalnya di Pati kekurangan tempat wisata dan kalaupun ada, kurang ada perhatian serius dari pengelola," jelasnya. (fn/FN/MK)