Posted on 23 Jan 2018
Ratusan petani dari wilayah Pati Selatan mendatangi Pendopo Kabupaten Pati untuk menyampaikan sikap penolakan mereka atas kebijakan impor beras pemerintah pusat. Mereka khawatir kebijakan itu dapat menurunkan harga jual beras di pasaran sehingga merugikan petani, padahal bulan depan adalah puncak masa panen padi.
"Kami sangat khawatir jika kebijakan impor benar-benar direalisasikan karena saat ini tengah memasuki musim panen," kata peserta aksi Sukardi. Menurut dia, Pemerintah seharusnya berpihak kepada petani karena pemerintah juga menginginkan terwujudnya swasembada beras.
Beredarnya informasi soal wacana impor, kata dia, bisa membuat tekanan psikologis kepada tengkulak beras sehingga mereka juga bisa menurunkan tawaran harga jual gabah petani dengan alasan karena adanya kebijakan impor beras yang biasanya diikuti penurunan harga jual beras.
Tanpa harus melalui impor, kata dia, ketika memasuki panen raya, harga jual gabah secara otomatis juga akan turun secara bertahap. Ia berharap Pemerintah meninjau kembali kebijakan impor beras karena dengan alasan apa pun waktunya tidak tepat karena petani sedang mengawali musim panen.
Bambang, petani lainnya, menambahkan bahwa Kabupaten Pati tidak membutuhkan adanya impor beras karena menjadi salah satu daerah penyangga pangan di Jateng.Untuk Kecamatan Sukolilo saja, kata dia, hasil panennya bisa mencapai 80.000 ton gabah kering panen.
"Jik a Pemerintah memaksakan mengimpor beras, lantas beras yang dihasilkan petani hendak dijual ke mana?" ujarnya. Para pengunjuk rasa juga meminta Pemkab Pati menyampaikan aspirasi petani dari Kecamatan Sukolilo bahwa mereka resah dengan kebijakan impor beras. (fn4 /FN /MK)