Posted on 19 Nov 2017
Warga Desa Ngastorejo, Kecamatan Jakenan melakukan penangkaran burung hantu jenis Titoalba untuk membasmi hama tikus. Mereka melakukan penangkaran semi alami dengan cara menyediakan sangkar sederhana untuk tempat berkembang biak burung hantu tersebut.
“Memang kami telah membangun sarang untuk penangkaran menggunakan dana pribadi. Seandainya nanti ada bantuan dari pemerintah, kandang yang sudah jadi tersebut bisa diisi dengan indukan burung hantu agar perkembanganannya lebih optimal,” jelas Sekretaris Desa Ngastorejo, Kartono.
Burung hantu tersebut, terang Kartono, sudah ada sejak tahun 2005 silam. Tetapi masih bersarang di bangunan SD setempat. Akan tetapi, setelah bangunan SD itu roboh,burung berkeliaran mencari tempat lain. Pada 2010 hingga 2015, di desa setempat terjadi serangan hama tikus terparah.
“Tetapi setelah kami lakukan penangkaran dengan cara membuatkan sarang buatan di setiap lahan persawahan, hama tikus sudah mulai berkurang. Jadi mengembang-biakan burung hantu adalah cara yang tepat untuk membasmi tikus,” tandasnya.
Para petani berharap ada bantuan indukan burung hantu yang bagus dan tempat penangkaran yang permanen dari pemerintah setempat. Sehingga dalam pembiakannya bisadilakukan secara masif dan menjadi percontohan desa lain. (fn/FN/MK)